Kelompok peneliti Oxfam, lembaga non profit yang berada di Oxford, Inggris membuat daftar negara terbaik dan terburuk untuk makan. Peringkat ini didasari tingkat akses keluarga di negara tersebut terhadap bahan makanan segar, bahan makan kaya protein, air bersih. Juga, apakah pilihan makanan sehat lebih murah dibanding makanan tidak sehat.
Untuk menentukan peringkat, tim peneliti Oxfam menghabiskan beberapa bulan untuk menganalisa delapan laporan dari World Health Organization, Food and Agriculture Organization dari PBB, dan International Labor Organization. Nilai sebuah negara dipengaruhi oleh seberapa banyak makanan tersedia, nilai nutrisi makanan, dan bagaimana diet membantu atau menghancurkan kesehatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Makanan sangat murah di Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya, tapi ironisnya banyak orang mengalami malnutrisi karena akses terbatas untuk sayuran dan makanan sehat dan harganya jauh lebih mahal,” tutur Max Lawson selaku kepala peneliti kepada NPR (17/01/2014).
Sebaliknya, beberapa negara mempunyai kendala untuk mendapatkan makanan yang cukup untuk sehari. Negara seperti Chad, Ethiopia, dan Angola berada di peringkat bawah daftar Oxfam. Hal ini terkait dengan tingkat malnutrisi dan biaya makanan yang tinggi.
Daftar ini mengungkapkan kelaparan bukanlah masalah utama yang dihadapi negara-negara di dunia. Namun, akses mendapatkan makanan sehat seperti buah, sayur, dan whole grain. “Bahkan di negara yang dilanda kelaparan, seringkali punya persediaan makanan cukup. Bisa jadi hanya karena bahan makanan belum terdistribusi dengan baik,” tambah Max.
(dni/odi)