Kafe di Seoul menuai kecaman usai membuat peraturan berisi penolakan pelanggan China. Kebijakan ini dituding diskriminatif hingga memicu reaksi pejabat setempat.
Sebuah kafe di kawasan Seongsu-dong, dekat Seoul Forest, Korea Selatan, menuai kecaman luas setelah menerapkan kebijakan kontroversial dengan menolak pelanggan asal China.
Kebijakan tersebut terungkap setelah pihak kafe menuliskan pengumuman bertuliskan "Maaf, kami tidak mengizinkan pelanggan China," di bio Instagram resmi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan itu langsung memicu tudingan diskriminasi rasial. Sejumlah wisatawan asal China mengaku ditolak masuk saat berkunjung ke kafe tersebut.
Berikut fakta terkait viralnya kafe di Korea yang rasis terhadap pelanggan China:
1. Reaksi Pejabat Korea
Ilustrasi kafe Foto: Getty Images/Brothers91 |
Polemik pun meluas hingga menarik perhatian pejabat setempat. Walikota Distrik Seongdong, Chong Won-o, menyatakan akan turun tangan dan berupaya membujuk pemilik kafe agar mencabut pengumuman tersebut.
"Saya sangat memahami kekhawatiran ini. Seongsu-dong telah menjadi salah satu destinasi wisata utama bagi warga lokal maupun turis asing," tulis Chong melalui media sosial.
"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membujuk pihak kafe agar meninjau ulang keputusannya," lanjutnya.
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons atas pertanyaan warga yang meminta pemerintah distrik bertindak terhadap perilaku yang dinilai rasis.
2. Komentar netizen
Kasus ini semakin ramai diperbincangkan setelah seorang influencer asal China bernama Henry, yang tinggal di Korea dan memiliki sekitar 190 ribu pengikut di Instagram, membagikan pengalamannya.
Henry mengatakan kafe yang tidak disebutkan namanya itu merupakan kafe paling rasis yang pernah ia temui. Peraturannya dinilai menyakitkan banyak pelanggan.
"Seorang pelanggan China sudah jauh-jauh datang ke kafe ini, tapi ditolak hanya karena kewarganegaraannya. Saya tidak bisa memahami kebencian sebesar ini terhadap negara saya," tuturnya.
Unggahan tersebut memicu hampir seribu komentar dengan reaksi yang terbelah. Sebagian netizen membela pemilik kafe.
"Turis China seharusnya bersikap lebih sopan, pasti ada alasannya," tulis netizen.
Namun tak sedikit yang mengecam keras kebijakan tersebut. "Ironis, negara yang pernah mengalami diskriminasi justru melakukan hal yang sama," tulis netizen lain.
Ilustrasi kafe. Foto: Getty Images/Olga Yastremska |
Menanggapi polemik ini, pemilik kafe mengaku mulai menolak pelanggan China sejak 21 Oktober 2025. Ia mengatakan ada sentimen anti-China yang kuat di masyarakat.
"Saat pelanggan China datang, suasana di antara pelanggan Korea berubah. Saya tidak ingin memicu reaksi seperti itu," ujarnya kepada media lokal.
Ia juga menyebut kebijakan tersebut bisa dipertimbangkan ulang jika sentimen anti-China mereda.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-China di Korea Selatan, menyusul kebijakan bebas visa bagi turis China yang datang dalam rombongan.
4. Kejadian Serupa
Kejadian rasisme di restoran atau kafe memang kerap terjadi. Sebelumnya pernah kejadian di restoran bernama Working Dog Saloon di Scarborough, Inggris.
Pelanggan bernama Tracey Yang, merasa diperlakukan tidak adil ketika nama mereka diganti dengan label asal negara di struk pembayaran. Ia mengaku tak pernah memberi nama tersebut kepada staf.
Manajemen restoran akhirnya memecat pegawai yang bersangkutan setelah viralnya insiden tersebut. Pemilik menyebut rasisme tak boleh ditoleransi di tempat makan
Simak Video "Tekwan Nyaman Berpadu Es Sinar Garut"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN