Saat santap di restoran, beberapa chef punya prinsip yang diyakininya masing-masing. Mereka tidak akan memesan menu ini. Kenapa ya?
Para chef memiliki standar tinggi ketika makan di luar seperti restoran atau kafe. Hal ini karena mereka paham bagaimana dapur restoran bekerja. Mereka tahu persis hidangan apa saja yang sering tidak memenuhi ekspektasi dan sebaiknya tidak dipesan.
Melansir MSN (6/12), berdasarkan pengalaman para profesional, berikut 7 menu yang paling sering chef hindari:
1. Roti Gratis
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roti gratis yang biasa disajikan sebagai menu pembuka. Foto: Getty Images/iStockphoto/Richard Ernest Yap |
Roti pembuka yang disajikan gratis di awal sering tampak segar dan hangat, tetapi chef mengetahui bahwa roti tersebut tidak selalu baru dibuat. Di banyak restoran, roti yang tersisa di meja tamu sebelumnya dapat dihangatkan kembali lalu disajikan ulang. Selain tinggi kalori dan karbohidrat, keranjang roti ini juga berpotensi mengandung kontaminasi silang jika penanganannya tidak benar.
2. Sup Spesial
Banyak chef menilai menu sup spesial bukanlah hidangan kreatif, melainkan cara restoran menghabiskan stok bahan yang mendekati tenggat kedaluwarsa. Sup sering dibuat dari berbagai sisa bahan yang masih ada di dapur, sehingga kualitas rasa dan kesegarannya tidak selalu bisa diprediksi.
3. Dada Ayam
Ilustrasi dada ayam. Foto: Vecteezy/Ps_ Studio21 |
Dada ayam menjadi menu yang paling mudah mengecewakan. Banyak restoran memasaknya terlalu lama demi alasan keamanan, tetapi hasilnya justru membuat daging menjadi kering dan keras. Chef memahami bahwa hidangan ini sering dipatok harga tinggi, padahal kualitasnya tidak lebih baik dari masakan rumahan.
4. Ikan dengan Bacon
Executive Chef Eric Duchene memperingatkan agar menghindari ikan yang disajikan bersama bacon. Menurutnya, bacon kadang digunakan untuk menyamarkan bau ikan yang tidak segar.
Ia juga menjelaskan bahwa restoran biasanya memesan seafood pada Kamis malam untuk dijual akhir pekan. Karena tidak ada pengiriman di akhir pekan, hidangan ikan pada hari Senin bisa saja telah disimpan selama empat hari sehingga kualitasnya menurun.
5. Salad
Ilustrasi salad. Foto: lifeforstock/Freepik |
Chef Suhum Jang mengungkap beberapa restoran memanfaatkan sisa bahan dari hidangan lain untuk dijadikan komponen salad. Daun salad yang kualitasnya kurang segar kerap ditutupi dengan penggunaan saus dressing yang banyak atau kuat rasanya.
Selain kualitasnya yang tidak istimewa, harga salad sederhana sering dianggap tidak sepadan dengan bahan yang digunakan, terutama jika terdiri dari sayuran yang rasanya biasa saja.
6. Pasta dengan Saus Krim
Hidangan seperti chicken alfredo sering dihindari karena banyak restoran menggunakan saus krim siap pakai yang hanya dipanaskan ulang. Chef Eric LeVine menyebut bahwa saus kental dan penggunaan krim berlebihan sering dipakai untuk menutup kekurangan teknik atau bahan.
Chef Ryan Jones menambahkan bahwa harga menu seperti ini sering terlalu mahal, apalagi jika pasta yang digunakan bukan pasta segar.
7. Hidangan Berbahan Truffle Oil
Ilustrasi truffle oil. Foto: iStock |
Pastry chef Saura Kline menyarankan untuk berhati-hati dengan menu yang mencantumkan kata 'truffle'. Di restoran non-fine dining, hidangan tersebut biasanya hanya menggunakan truffle oil sintetis, bukan truffle asli.
Minyak ini sering digunakan secara berlebihan dan otomatis meningkatkan harga hidangan, meski kualitas rasanya tidak mencerminkan bahan premium.





KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN