Di balik rasa lezatnya, ada beberapa makanan yang pernah memicu peperangan. Sampai-sampai antar dua negara mengalami perang besar demi memperebutkannya.
Dalam sejarah peradaban manusia, makanan bukan sekadar kebutuhan untuk bertahan hidup. Pada beberapa waktu, bahan pangan justru menjadi simbol kekuasaan, kemakmuran, dan kendali ekonomi.
Semakin bernilai sebuah komoditas, maka semakin besar pula kemungkinan perebutannya memicu ketegangan antarwilayah. Tidak sedikit konflik dunia yang berakar pada persaingan mendapatkan sumber makanan tertentu.
Menariknya, masing-masing makanan memiliki latar belakang unik yang mencerminkan dinamika geopolitik pada zamannya. Semuanya menunjukkan betapa pentingnya makanan dalam sejarah dunia.
Berikut ini 5 makanan yang pernah memicu perang besar:
1. Wine
Pada masa kolonial Prancis dan Spanyol, wine bukan sekadar minuman elegan. Minuman ini menjadi komoditas ekonomi yang sangat menguntungkan.
Wilayah yang dapat menghasilkan wine berkualitas tinggi memiliki nilai strategis, sehingga perebutannya menjadi sumber konflik berkepanjangan. Salah satu ketegangan yang paling terkenal adalah Phylloxera Crisis pada abad ke-19.
Ketika ladang wine di Prancis hancur oleh hama, negara tersebut sangat bergantung pada suplai luar negeri. Situasi ini memicu konflik dagang dengan Spanyol dan Italia yang kemudian berubah menjadi ketegangan diplomatik.
2. Kepiting Biru
Kepiting biru atau blue crab pernah menjadi sumber konflik antara negara bagian Maryland dan Virginia di Amerika Serikat. Ketika populasi kepiting menurun, perebutan hak tangkap pun semakin memanas.
Ketegangan ini memuncak pada apa yang dikenal sebagai The Crab Wars. Masing-masing negara bagian memberlakukan peraturan penangkapan yang berbeda, dan sering saling tuduh melanggar batas wilayah.
Kapal patroli kedua wilayah bahkan beberapa kali terlibat insiden saling kejar di perairan yang disengketakan. Pemerintah federal akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan konflik ini melalui perjanjian pengelolaan bersama.
Simak Video "Tekwan Nyaman Berpadu Es Sinar Garut"
(dfl/adr)