Tidak semua pelanggan mematuhi etiket makan di restoran. Suatu pelanggaran atau sikap tertentu yang dilakukan pelanggan bisa menentukan kelas sosial mereka.
Ketika makan di restoran, terutama restoran fine dining atau mewah, ada beberapa etiket yang perlu diperhatikan oleh pelanggan.
Hal ini diperlukan untuk menghormati hak pelanggan lain serta menjaga kenyamanan seluruh pengunjung. Etiket yang baik juga membantu membangun hubungan positif dan membuat pelanggan menjadi tamu restoran yang lebih dihargai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika etiket atau peraturan tersebut dilanggar, bisa jadi menimbulkan masalah. Selain itu, pelanggaran etiket makan di restoran juga bisa memengaruhi persepsi kelas sosial karena etiket makan memang sudah lama dikaitkan dengan pendidikan, gaya hidup, dan status ekonomi.
Pelanggan yang memiliki pemahaman mendalam tentang etiket makan sering dikaitkan dengan latar belakang pendidikan tinggi atau lingkungan sosial yang bagus. Sedangkan pelanggan yang sering melanggar etiket makan dikaitkan dengan latar belakang sebaliknya.
Dilansir dari vegoutmag.com pada (7/10), berikut 5 perilaku pelanggan di restoran yang bisa menentukan kelas sosial mereka.
1. Cara menaruh serbet
Peletakkan serbet saat makan di restoran mewah bisa menentuka kelas sosial pelanggan. Foto: Reddit/Site News |
Serbet di restoran fungsinya untuk membersihkan mulut dan jari tangan yang terkena makanan. Namun, serbet juga memiliki fungsi penting dalam etiket makan, seperti memberi isyarat kepada pelayan jika pelanggan masih makan atau sudah selesai.
Pada dasarnya jika serbet diletakkan di kursi berarti pelanggan akan kembali ke meja atau belum selesai makan. Namun jika serbet diletakkan di meja tandanya pelanggan sudah selesai makan.
Pelanggan yang tahu tentang aturan tersebut mungkin merupakan orang-orang dari kelas sosial atas, terbiasa makan fine dining, atau sering berada di lingkungan profesional atau elit.
Jika pelanggan tahu aturan dasar meletakkan serbet tetapi tidak begitu detail, bisa jadi mereka berada di kelas menengah. Paham etiketnya tetapi tidak sering makan fine dining formal.
Sedangkan jika pelanggan membiarkan serbet terlipat di meja, menaruh serbet di piring, atau bahkan tidak menggunakan serbet, artinya tidak terbiasa dengan standar etiket formal. Bukan berarti mereka rendah secara nilai, tetapi mungkin belum mencari tahu atau kurang terekspos dengan budaya fine dining.
2. Cara berinteraksi dengan pelayan
Sikap atau cara pelanggan berinteraksi dengan pelayan juga bisa menunjukkan kelas sosialnya. Foto: iStock |
Ketika berinteraksi dengan pelayan di restoran mewah pun ada etiketnya. Orang yang terbiasa di lingkungan sosial tertentu cenderung akan memperlakukan staf dengan hormat dan sabar, tetapi tidak berlebihan. Mereka akan memandang pelayan sebagai profesional yang sedang bekerja, bukan sebagai bawahan yang harus tunduk pada perintah.
Sebaliknya, mereka yang mungkin jarang atau baru makan di restoran justru bersikap lebih otoriter dan merendahkan pelayan untuk menunjukkan kekuasaan.
3. Penggunaan handphone
Handphone atau ponsel menjadi indikator tingkat kenyamanan seseorang di tempat makan.
Pelanggan yang terbiasa makan di tempat berkualitas tahu kapan harus meninggalkan handphone mereka. Tidak sedikit-sedikit memerhatikan layar di tengah menikmati makanan. Bahkan pelanggan yang sudah terbiasa makan di restoran atau orang-orang yang tergolong 'kaya' tidak membawa ponsel mereka saat makan.
Jika mereka mau memotret makanan, hal itu juga dilakukan dengan tenang dan tidak mengganggu suasana makan bersama orang lain di meja.
Sedangkan orang yang ingin menunjukkan status mereka justru merekam setiap momen untuk media sosial demi menunjukkan kekayaan atau selera yang sebenarnya palsu.
Namun peletakkan handphone ini tidak selamanya berkaitan dengan masalah sopan santun. Menurut situs vegoutmag.com, hal tersebut justru menentukan bagaimana kehidupan seseorang. Ada yang mungkin bisa menghilang selama dua jam tanpa handphone, ada juga yang perlu standby bekerja, dan lain sebagainya.
4. Cara memesan menu
Pemilihan menu atau pemesanan juga ada etiketnya. Foto: iStock |
Pemilihan menu menentukan seberapa nyaman pelanggan dengan budaya makan di tempat tertentu.
Seseorang yang nyaman tidak akan panik atas hidangan asing atau harga yang tercantum di dalamnya. Mereka akan tetap senang saat memesan makanan.
Sebaliknya, ada juga pelanggan yang berlebihan atau justru terintimidasi saat memesan atau memilih menu di restoran berkelas.
5. Cara membayar tagihan makan
Cara pelanggan membayar tagihan juga bisa menunjukkan latar belakangnya. Foto: iStock |
Ketika tagihan makan datang, orang yang terbiasa makan di luar cenderung menanganinya dengan mudah tanpa drama. Mereka tidak ribet menentukan siapa yang membayar, hanya mengambil tagihan dan menyerahkan kartu atau uang tunai dengan tenang.
Namun ada juga pelanggan yang justru ribet ketika berurusan dengan tagihan makan. Di sisi lain, seseorang yang tidak nyaman atau terkejut melihat tagihan makan mereka mungkin akan terdiam dan justru canggung ketika hendak membayar.
Simak Video "SIAL InterFOOD 2025 Menjadi Wadah Inovasi dan Kolaborasi Industri Pangan Asia Tenggara"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)





KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN