Sebuah restoran bintang Michelin kembali mencuri perhatian lewat inovasi kuliner tak terduga. Mereka menyajikan yogurt dengan resep kuno yang dicampur semut hidup.
Restoran berbintang Michelin dikenal dengan inovasi yang jarang ditemui. Setiap menu hadir dengan konsep unik dan teknik memasak yang mengejutkan selera.
Tak jarang, restoran menghadirkan bahan atau cara penyajian yang ekstrem. Dari fermentasi kuno hingga kombinasi rasa unik, pengalaman makan yang dihadirkan bakal meninggalkan kesan mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kopenhagen, Denmark, restoran bintang Michelin bernama Alchemist menyajikan yogurt menggunakan resep kuno dengan campuran semut hidup.
![]() |
Dikutip dari New York Post (6/10), resep kuno ini dihidupkan kembali oleh para ilmuwan Denmark yang berkolaborasi dengan Alchemist. Metode ini terinspirasi dari tradisi Balkan dan Turki, di mana semut digunakan untuk memulai fermentasi susu.
"Semut membawa bakteri asam laktat dan asam asetat, serta asam format alami dari tubuhnya yang membantu proses fermentasi," tutur Dr. Leonie Jahn dari Universitas Teknik Denmark.
Dalam praktiknya, sekitar 4 semut hidup dimasukkan ke dalam susu hangat, kemudian disimpan semalaman di sarang semut.
![]() |
Keesokan harinya, susu mengental menjadi yogurt dengan rasa sedikit tajam, herbal, dan memiliki aroma lemak sapi rumahan.
Chef mengolah yogurt semut ini menjadi hidangan kreatif seperti es krim sandwich berbentuk semut, keju ala mascarpone, dan koktail susu yang dijernihkan.
"Melihat tradisi tradisional ini memberi kita cara baru untuk mengeksplorasi keanekaragaman mikroba dalam fermentasi," ujar Dr. Leonie Jahn.
![]() |
Dengan kolaborasi unik ini, peneliti berharap orang-orang menyadari pentingnya resep makanan yang diwariskan nenek moyang, meski terdengar tidak biasa.
"Mempelajari praktik-praktik ini dan menciptakan ruang bagi warisan biokultural dalam budaya kuliner kita adalah hal penting," tambahnya.
Sebelumnya, seorang peternak di Brazil juga membuat keju dengan campuran semut panggang. Keju bernama Taiada Silvania ini bahkan meraih penghargaan internasional.
(raf/adr)