40 Tahun Eksis, Kedai Bubur Ini Terancam Bangkrut gegara Tak Ada Penerus

40 Tahun Eksis, Kedai Bubur Ini Terancam Bangkrut gegara Tak Ada Penerus

Diah Afrilian - detikFood
Senin, 29 Sep 2025 18:00 WIB
40 Tahun Eksis, Kedai Bubur Ini Terancam Bangkrut gegara Tak Ada Penerus
Foto: the new paper
Jakarta -

Sudah berdiri lebih dari empat dekade, sebuah kedai bubur legendaris berencana tutup pada 2026. Alasannya karena si pemilik hendak pensiun dan tak punya penerus.

Banyak tantangan yang harus dilalui oleh seorang pemilik bisnis. Tak sekadar penjualan atau kualitas makanan, tetapi keberlangsungan bisnis ke depannya.

Memiliki penerus yang piawai mewariskan semangat perjuangan menjadi salah satu modal besar. Sayangnya banyak pemilik bisnis yang akhirnya menyerah karena tak punya penerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya sebuah kedai bubur legendaris. Dilansir dari The New Paper, Jumat (26/9), adalah Hong Kee Porridge kedai bubur ala Kanton yang membagikan kabar menyedihkan untuk pelanggannya.

40 Tahun Eksis, Kedai Bubur Ini Terancam Bangkrut gegara Tak Ada PenerusSeorang pemilik kedai bubur legendaris mengaku terpaksa menutup bisnis warisan keluarganya. Foto: the new paper

Pemiliknya, Xu Shouhong yang kini berusia 80 tahun merasa dirinya tak mampu bertahan lagi meneruskan bisnis keluarga. Ia berencana menurut kedainya tersebut pada 2026.

ADVERTISEMENT

Xu awalnya mengelola kedai tersebut dengan membantu kakaknya. Sejak dahulu hingga sekarang kedai bubur legendarisnya tak pernah pindah tempat dari Commonwealth Crescent Market and Food Centre, Singapura.

Kedai ini menawarkan menu bubur ikan, bubur kepala ikan, hingga bubur babi yang populer. Kelezatannya bahkan dikenal oleh banyak tokoh publik seperti Menteri Lingkungan dan Keberlanjutan Singapura, Grace Fu.

Chan Chun Sing, Menteri Pertahanan Singapura, disebut-sebut juga menjadi salah satu pelanggan setia di sini. Xu menyebut kedainya sudah beroperasi lebih dari 40 tahun lamanya.

40 Tahun Eksis, Kedai Bubur Ini Terancam Bangkrut gegara Tak Ada PenerusIa yang hendak pensiun kesulitan melanjutkan bisnis tersebut sebab tak punya penerus. Foto: the new paper

Ia begitu berharap ada generasi penerus yang melanjutkan bisnis keluarga, sayangnya anak Xu tidak berminat untuk melanjutkannya. Padahal hingga sekarang bisnis tersebut masih stabil dengan menjual hingga 200 mangkuk bubur per hari.

"Beberapa orang sempat datang melihat dan tertarik (meneruskan kedai), tapi akhirnya tidak jadi," ujar Xu.

Tak hanya bagi Xu, kesedihan ini juga meliputi pelanggan setianya. Sebagian mengaku sudah berlangganan sejak bertahun-tahun lamanya.

"Rasanya unik, tak ada di tempat lain. Sayang kalau sampai hilang," ujar Liu, salah satu pelanggannya.

"Kalau nanti saya ingin ajak keluarga kembali ke sini, bisa jadi kami tak bisa lagi merasakannya," sebut Huang, pelanggan Xu lainnya.




(dfl/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads