SOP Baru Dapur MBG Demi Cegah Keracunan Berulang

SOP Baru Dapur MBG Demi Cegah Keracunan Berulang

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 29 Sep 2025 13:28 WIB
Dapur MBG
Foto: Istimewa
Jakarta -

Maraknya keracunan akibat konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat perhatian serius dari presiden Prabowo Subianto. Ia meminta sejumlah SOP baru diterapkan demi mencegah kejadian serupa terulang.

Dikutip dari detikFinance (29/9), Prabowo dalam Munas VI PKS, Senin (29/9/2025), mengungkap MBG sudah diterima oleh 30 juta sasaran. Ia tak menampik adanya insiden keracunan.

Bila dilihat datanya, insiden keracunan menurutnya tak sampai 1% dari total makanan yang dibagikan. Jumlah tepatnya adalah 0,0017%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dihitung total penerima manfaat sebanyak 30 juta dikalikan 0,0017%, maka keracunan yang disebut Prabowo sebanyak 510 penerima. Namun dia menegaskan pemerintah tak tinggal diam.

ADVERTISEMENT

Kini semua Dapur Umum MBG alias Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditertibkan operasinya oleh pemerintah. Berikut SOP baru yang dijalankan:

1. Peningkatan tata kelola

Dikutip dari detikNews (29/9), kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan Prabowo memerintahkan peningkatan tata kelola SPPG untuk mencegah keracunan berulang.

2. Alat pencucian modern

Semua alat MBG harus dicuci dengan alat modern yang tidak mahal untuk membersihkan dan membunuh semua bakteri.

3. Alat uji di dapur

Prabowo juga memerintahkan di semua dapur MBG harus ada alat uji untuk mengecek kualitas kelayakan konsumsi makanan. "Semua dapur harus ada test kit harus diuji semuanya sebelum distribusi, dan langkah-langkah preventif lainnya," papar Prabowo.

4. Alat sterilisasi food tray

SPPG juga diminta punya alat sterilisasi food tray. Dia mengatakan SPPG juga harus memasang filter air untuk menjamin kualitas air yang digunakan.

5. Koki tersertifikasi

Dikutip dari detikNews (25/9), Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang mengungkap setiap koki di SPPG atau dapur MBG kini harus memiliki sertifikat dari lembaga. Lalu ada juga koki pendamping.

Para koki harus memastikan masak dengan durasi yang tepat untuk meminimalisir risiko keracunan. "Makanan itu dari dimasak matang, maksimal 6 jam harus langsung disantap. Kalau mereka mau memberikan makanan jam 07.00 atau 08.00 pagi, artinya mereka harus masak jam 02.00, tetapi yang terjadi, mereka masak sebelum jam 12.00, padahal kami sudah ada SOP-nya. Kalau dia chef yang bersertifikasi, dia tidak akan berani melakukan hal ini," papar Nanik.

6. Pasang CCTV

Prabowo juga meminta agar SPPG dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat. Prabowo berharap langkah ini dapat memperkuat kualitas layanan dan memastikan program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman dan terpercaya.

(adr/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads