Festival Hantu atau Festival Hantu Kelaparan dirayakan pada budaya Asia. Tujuannya untuk menghormati leluhur dengan persembahan makanan dan sebagainya.
Praktik ritual budaya leluhur masih kental dilakukan oleh masyarakat di Asia. Apalagi berbagai perayaan yang menyangkut dengan penghormatan leluhur, seperti yang ada di China, Thailand, Jepang, dan Thailand.
Salah satunya terdapat Ghost Festival atau Festival Hantu Kelaparan yang dirayakan pada hari ke 14 dan ke-15 pada bulan ke-7 penanggalan kalender China. Pada perayaan ini berbagai persembahan berupa makanan diberikan untuk leluhur.
Ternyata setiap sajiannya tidak sembarang disuguhkan, melainkan ada makna tertentu untuk mengiringi doa kepada mereka yang telah berpulang.
Baca juga: Amankan Tiketnya! Yuk Daftar Kelas Kopi detikFood Bareng Barista Profesional
Berikut 5 makna suguhan makanan saat Festival Hantu dilansir dari berbagai sumber:
1. Sajian 3 Makanan dan 3 Sumpit
Dilansir dari Mortician in The Kitchen, Senin (25/8), ada aturan baku dalam penyajian persembahan untuk leluhur. Makanan yang disajikan harus terdiri dari tiga mangkuk nasi, tiga pasang sumpit, dan tiga gelas teh.
Angka tiga diibaratkan sebagai tiga kehidupan manusia, di surga, bumi, dan kehidupan setelah kematian. Isian suguhannya sendiri dapat disesuaikan dengan pilihan keluarga leluhur yang merayakannya.
Seperti melengkapinya dengan kacang-kacangan, permen, mie mentah, atau buah yang belum dikupas. Sementara untuk minumannya sendiri juga bisa diganti dengan arak beras atau minuman lain.
2. Keseragaman Sajian
Dalam menyajikan makanan persembahan harus ada konsistensi memilih menu. Konsisten yang dimaksud ialah ketika menyajikan lauk pauk untuk menu persembahan.
Baik memilih ikan, daging babi, atau tanpa menyajikan daging sama sekali. Pilihan menu yang disuguhkan juga disarankan untuk tidak berubah atau sama setiap tahunnya.
Masyarakat yang merayakan Festival Hantu percaya roh akan memiliki dendam jika makanannya berganti-ganti. Disarankan untuk menyajikan lauk pauk sesuai makanan kesukaan leluhur semasa hidup.
Simak Video "Menghargai Keindahan Alam di Curug Sanghyang, Pangandaran"
(dfl/adr)