5 Cara Supermarket 'Menjebak' Pelanggan, Belum Banyak yang Sadar!

5 Cara Supermarket 'Menjebak' Pelanggan, Belum Banyak yang Sadar!

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 07 Agu 2025 06:01 WIB
An attractive young millenial reading food label before buying, at the supermarket
Foto: Getty Images/Kanawa_Studio
Jakarta -

Belanja di supermarket perlu trik agar tidak berujung boros. Kenali cara-cara supermarket 'menjebak' pelanggan hingga membuat mereka bisa belanja lebih banyak dari yang direncanakan.

Supermarket menawarkan fasilitas yang nyaman untuk berbelanja. Pilihan barangnya juga lengkap, dari produk rumah tangga hingga bahan makanan.

Sering kali, pengunjung berujung kalap saat belanja di supermarket. Hal ini tidak terjadi begitu saja, tapi karena dipengaruhi berbagai penyebab. Salah satunya trik pemasaran dan psikologis yang diterapkan pihak supermarket untuk membuat pengunjung tertarik menghabiskan lebih banyak uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melissa Cid, penulis bidang penghematan konsumen mengatakan, "Supermarket dirancang secara khusus untuk meningkatkan pengeluaran." Sistem yang ada membuat pengunjung dapat mengeluarkan uang sebanyak mungkin.

Dilansir dari Aarp (3/6/2025), ini 5 cara supermarket 'menjebak' pengunjung yang mungkin belum banyak disadari:

ADVERTISEMENT

1. Barang di rak diskon belum tentu semurah itu

Sering kali supermarket menghadirkan rak khusus barang yang didiskon. Faktanya, pilihan barang di sana tak selalu yang paling murah untuk kategorinya. Hal ini disampaikan Andrea Woroch, penasihat penghematan konsumen di Bakersfield, California.

Woroch menyarankan, untuk dapat penawaran terbaik, kamu perlu membandingkan harga produk di rak diskon dengan produk serupa di lorong yang memang semestinya jadi tempat penjualan produk tersebut. "Atau lewati saja pilihan barang di rak diskon jika tidak masuk dalam daftar belanja Anda," kata Woroch.

2. Barang murah diletakkan di tempat yang tidak mudah terlihat

5 Trik Supermarket buat Mengecoh Pelanggan agar Belanja Lebih BanyakFoto: Taste of Home

Penempatan barang di supermarket amat memengaruhi keputusan pembelian pengunjung. Contohnya, barang yang ditaruh di tempat yang mudah dilihat atau sejajar mata (eye level), lebih mungkin dipilih. Padahal, jenis barang yang ditaruh bukan berarti yang paling bagus harganya.

Sering kali barang dengan harga terbaik ditaruh di tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari jangkauan penglihatan. Jadi, barang ini tidak mudah terlihat sejak awal. Jika ingin mendapatkan harga terbaik, kamu perlu lebih teliti melihat-lihat harga dari produk yang ditempatkan di berbagai area.

3. Harga barang nonmakanan lebih mahal

Supermarket menyediakan banyak produk. Selain makanan segar maupun makanan kemasan yang harganya mayoritas cuan, ada berbagai barang rumah tangga. Namun barang ini biasanya dijual lebih mahal sehingga tidak direkomendasikan untuk dibeli.

Phil Lempert, analis perilaku konsumen dan industri makanan, mengungkap harga jual barang rumah tangga di supermarket lebih mahal karena mereka tidak mendapatkan produk ini langsung dari produsen. Pihak supermarket sering membelinya melalui distributor dengan biaya tambahan berupa perantara.

4. Sayur dan buah potong lebih mahal

Cara menyimpan buah potongFoto: Getty Images/iStockphoto

Produk sayur dan buah yang sudah dikemas atau dipotong sering kali menarik minat pengunjung karena menawarkan kepraktisan. Namun ternyata, harganya bisa 2-3 kali lipat lebih mahal dibandingkan jika kamu membeli produk tersebut utuh. Hal ini disampaikan Laurie Hise dari Passionate Penny Pincher.

"Anda tidak hanya membayar untuk produknya saja, tapi juga tenaga kerja untuk memotong, biaya bahan kemasan, dan terkadang bahkan bahan pengawet untuk menjaga semuanya tetap segar," ujar Hise.

5. Sampel makanan gratis = pancingan pembelian

Sampel makanan gratis yang kerap ditawarkan di supermarket tak ubahnya pancingan untuk pengunjung membeli produk tersebut. "Mencicipi makanan mungkin tampak seperti aktivitas yang tidak berbahaya, tetapi sebenarnya dirancang untuk mengaktifkan rasa lapar Anda," kata Martin Lindstrom, penulis Buyology dan Brandwashed.

Jadi, pemberian sampel makanan gratis seperti agenda tersembunyi dari pihak supermarket. Sering kali pengunjung bakal lebih lapar dan ingin beli lebih banyak makanan usai cicip sampel makanan. "Anda juga mungkin terinspirasi untuk membeli lebih banyak barang non-makanan, kata Lindstrom.

Halaman 2 dari 2
(adr/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads