Sekarang hampir semua restoran sushi menghadirkan fasilitas conveyor belt. Ternyata pelayanan tersebut dicetuskan oleh seorang chef di restoran sushi ini.
Ketika memasuki restoran sushi biasanya ada beberapa area makan yang terpisah. Baik area meja dan kursi seperti biasa maupun yang langsung menghadap pada conveyor belt atau sabuk berjalan yang mengantar piring-piring sushi dari dapur ke hadapan pelanggan.
Hampir semua restoran sushi kini menghadirkan sushi conveyor belt beserta seluruh inovasinya. Bahkan ada juga yang mengenakan rel atau kereta khusus untuk menyasar meja pelanggan secara spesifik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata di balik pelayanan sushi yang menjadi tren tersebut ada sosok chef asal Jepang yang mencetuskan ide pertamanya. Ide tersebut telah diterapkan sejak 1958.
![]() |
Konsep bernama Kaiten-zushi
Dilansir dari Food Republic, Rabu (6/8), sushi dengan conveyor belt dalam bahasa Jepang disebut Kaitan-zushi. Artinya sushi akan melalui jalur rotasi yang melintasi seluruh meja sushi bar.
Sushi-sushi yang segar dari dapur akan langsung diletakkan di atas piring untuk kemudian dikirimkan ke berbagai sudut restoran. Konsep ini sengaja diterapkan untuk memudahkan pelanggan mengambil sendiri sushi yang diinginkan.
Ide awalnya muncul ketika seorang sushi chef dari Jepang merasa kesulitan mempekerjakan pelayan di restorannya. Sehingga ia mencari cara untuk membuat pelanggan tidak menunggu lama sekaligus hemat tenaga.
Sosok Yoshiaki Shiraishi
Chef yang menginisiasi konsep sushi dengan conveyor belt ini adalah Yoshiaki Shiraishi. Dilansir dari Seattle Fish, Rabu (6/8) ide menghadirkan conveyor belt untuk sushi datang ketika Shiraishi menyambangi Ashai brewery.
Di sana ia melihat bagaimana botol bir diedarkan melalui sebuah rel berjalan ke meja-meja pelanggan. Efisiensi waktu dan tenaga pengantaran memberikan ide untuk menerapkan hal serupa pada restorannya.
Sampai akhirnya pada 1970, Shiraishi bergabung dengan Osaka World Expo dan mulai mengenalkan konsep sushi dengan conveyor belt. Seketika banyak pengunjung mancanegara yang tertarik dengan inovasinya.
Fakta lain di balik tren sushi dengan conveyor belt berlanjut di halaman berikutnya.
Restoran Sushi Conveyor Pertama
Jauh sebelum diperkenalkan pada kancah internasional, Shiraishi diketahui sudah menerapkan ide tersebut untuk restorannya. Ia mendirikan restoran sushi bernama Mawaru Genroku Sushi di Osaka, Jepang pada 1958.
Restoran tersebut yang menjadi tempat pertama sushi dengan conveyor belt dihadirkan. Tata letak restorannya sendiri dibuat lebih unik dan tidak seperti restoran sushi biasa.
Desain aslinya, restoran ini tidak memiliki kursi pada bagian bar melainkan hanya ada tempat duduk seperti pelana kuda serta jalur berjalan yang terbuat dari stainless steel.
![]() |
Popularitas Melonjak usai Osaka World Expo
Ide Shiraishi lantas mendunia sejak dirinya memperkenalkan sushi conveyor pada Osaka World Expo. Antusias yang tinggi membuat restorannya berhasil berkembang pesat dan membuka cabang.
Sejak pameran tersebut, Shiraishi langsung memiliki 240 cabang restoran yang tersebar di berbagai lokasi di Jepang. Sejak 1970, Shiraishi juga mempersilakan pengunjung pameran yang melihat inovasinya meniru untuk diterapkan di restorannya.
Hingga akhirnya Shiraishi tutup usia pada 2001. Namun idenya menciptakan sushi dengan conveyor belt masih bertahan hingga sekarang dan diterapkan di hampir seluruh restoran sushi di dunia.
Baca juga: Gigih! Disabilitas Pengantar Makanan Ini Jalan Kaki hingga 300 Kilometer
Simak Video "Sharp Microwave Oven: Serbaguna untuk Segala Masakan"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)