Seorang pelanggan membagikan pengalaman kurang menyenangkan usai makan di sebuah warung nasi. Ia merasa harganya terlalu mahal dan pelayanan yang diterima buruk.
Pengalaman makan pelanggan di sebuah warung makan tidak selalu baik. Akhir-akhir ini justru banyak yang menceritakan pengalaman buruk mereka usai makan di luar. Kejadiannya beragam, ada yang tidak suka dengan makanannya, harganya, maupun pelayanan yang mereka dapat.
Terbaru seorang pelanggan menceritakan pengalaman buruk usai makan di warung makan ekonomis di Singapura. Warung nasi semacam Warteg ini dianggap punya harga dan pelayanan sangat buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liz mengungkap makan di kios 409 AMK Market And Food Centre, Singapura. Liz menganggap warung tersebut hanya mematok harga tinggi ke pelanggan.
Hal yang membuatnya kesal karena ketika ia meminta nasi segar yang hangat, tetapi ketiga pemilik warung pelayan justru menatap dan menegurnya.
"Bagaimana bisa sebuah warung makan menegur pelanggan? Ini adalah pengalaman sangat buruk dan bukan pertama kali mereka memberiku nasi dingin atau nasi yang gosong," ujar Liz.
![]() |
Atas kejadian ini, Liz berharap pihak berwajib bisa mengatasinya segera. Liza memang tidak punya bukti foto nasi yang terbakar, tetapi ia punya foto makanan lainnya.
Liza membagikannya di media sosial. Terlihat jika sepiring nasi ekonomis yang ia beli terdiri dari nasi putih, kulit babi, sayuran, omelet, dan ikan berukuran kecil.
Untuk nasi ekonomis, Liz mempermasalahkan terkait harganya. Pasalnya ia ditagih dengan harga $8.50 atau sekitar Rp 107.884. Menurut Liz harga tersebut terlalu mahal untuk makanan di area pasar, lapor stomp.sg, Jumat (11/7/2025).
![]() |
Menurut Liz, pemilik yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak itu sangat kasar ketika ia menanyakan soal harga.
"Mereka sangat tidak suka ketika pelanggan bertanya soal harga. Bukankah hak pelanggan untuk bertanya soal harga sebelum membeli makanan???" ujar Liz.
Selain masalah harga dan pelayanan jutek, Liz juga mempermasalahkan soal kebersihan warung tersebut. Liz mengungkap pelayan warung tidak menggunakan masker ketika menyajikan makanan.
Liz mengungkap, "Bukankah harusnya wajib bagi pemilik warung untuk menggunakan masker entah saat menyajikan makanan atau tidak."
Liz membagikan kembali foto terkait pelayan di warung nasi ekonomis tersebut sebagai bukti. Ia berharap penanggung jawab setempat bisa segera menyelesaikan masalah seperti ini.
![]() |
Sebagai bagian dari persyaratan lisensi, pemilik warung atau pelayan diharuskan menggunakan masker atau pelindung wajah untuk mencegah batuk atau bersin mencemari makanan selama proses persiapan dan penanganan makanan.
The Singapore Food Agency (SFA) juga secara tegas menulis keterangan di situs resmi mereka bila tidak akan ragu mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang tidak mematuhi persyaratan pemakaian masker.
(aqr/adr)