Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat Kerja

Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat Kerja

Diah Afrilian - detikFood
Senin, 07 Jul 2025 13:00 WIB
Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat Kerja
Foto: SCMP
Baca rangkuman dari AI
Coba Sekarang
Jakarta -

Seorang pria lulusan Oxford akui sulitnya mencari pekerjaan. Sampai-sampai ia nekat pilih banting setir jadi pengantar makanan.

Sulitnya ekonomi ternyata juga berdampak pada hampir semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Demi bertahan hidup banyak orang yang rela melakukan berbagai pekerjaan.

Seperti kisah seorang pria yang mengaku nekat alih profesi demi menyambung hidup dari hari ke hari. Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (6/7), kegigihan Ding Yuanzhao disoroti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria ini bukanlah seorang biasa. Ding punya latar belakang pendidikan yang patut diacungi jempol. Ding merupakan sarjana kimia dari Tsinghua University dengan nilai 700/750.

Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat KerjaPria lulusan Oxford University ini alih profesi menjadi sosok yang tak terduga. Foto: SCMP

Tak hanya berhenti di sana, Ding, juga melanjutkan pendidikannya untuk jenjang master pada bidang teknik. Adalah Peking University yang menjadi tempatnya meraih gelar kedua.

ADVERTISEMENT

Seolah selalu haus akan ilmu, Ding melanjutkan sekolahnya di Nanyang Technological University, Singapura. Di negeri singa tersebut ia meraih gelar doktor untuk biologi.

Menurut pengakuannya Ding juga meraih gelar master untuk bidang biodiversity dari Oxford University, Inggris. Namun sayang ilmunya kini tak lagi diterapkan baik dalam bidang akademik maupun profesional.

Kontrak pekerjaan Ding sebagai peneliti postdoctoral di National University of Singapore tak diperpanjang. Demi menyambung hidup akhirnya Ding nekat menjadi pengantar makanan.

Kisah Lulusan Oxford Jadi Pengantar Makanan, Sebut Sulit Dapat KerjaIa menjalani profesi sebagai pengantar makanan demi menyambung hidupnya. Foto: SCMP

Setiap harinya ia menyebut kerja hingga 10 jam tanpa henti. Dalam seminggu pendapatannya hanya 700 Dolar Singapura atau setara dengan Rp 8,9 Juta, angkanya terbilang pas-pasan. Namun Ding merasa lebih mudah ditingkatkan jika ia berusaha lebih keras lagi.

"Ini adalah pekerjaan yang stabil. Aku dapat menghidupi keluarganya dengan pendapatan ini. Jika kamu memang pekerja keras, kamu akan mendapat penghasilan yang banyak. Ini bukan pekerjaan yang buruk," ujarnya.

Setelah beberapa tahun menetap di Singapura, Ding memutuskan untuk kembali ke China bersama keluarganya. Namun hal ini tidak membuat Ding mengubah profesinya.

Kembali ke Meituan, Beijing, China, Ding tetap bekerja sebagai pengantar makanan. Ding menanggapi profesinya sekarang dengan pandangan positif, ia merasa pekerjaan ini menjadi jawaban untuk dirinya yang merasa malu mencari klien atau pelanggannya sendiri.

Namun banyak pertanyaan dari netizen yang kemudian menyimak kisahnya.

"Lantas apa poin yang didapatkan dari pendidikanmu?" tanya salah satu netizen.

"Ia belajar dengan sangat baik tetapi tetap saja berakhir sebagai pekerja pengantar makanan," sahut netizen lain.




(dfl/adr)

Hide Ads