Pecel khas Jawa Timur masuk ke dalam kategori salad terenak di dunia versi TasteAtlas. Di balik itu, pecel menyimpan sejarah menarik.
TasteAtlas, situs ensiklopedia kuliner global belum lama ini merilis daftar salad terenak di dunia. Pecel dinobatkan sebagai salah satu jenis salad terenak.
Dalam situs TasteAtlas, pecel khas Jawa Timur menempati urutan ke-8 dengan rating 4,3/5. Pecel terdiri dari sayur-sayuran rebus, seperti kacang panjang, bayam, tauge, dan kol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aneka sayuran itu kemudian disajikan dengan bumbu kacang yang gurih, manis, dan ada sensasi pedas. Pecel populer sebagai menu sarapan dan ternyata sudah ada sejak abad ke-9.
Dikutip dari Good News From Indonesia (20/10/21) berikut faktanya:
1. Asal-usul pecel
![]() |
Mengutip buku berjudul 'Babad Tanah Jawi', diceritakan bahwa Ki Gede Pamanahan beristirahat di Dusun Taji saat melakukan perjalanan ke Tanah Mataram.
Di sana, Ki Ageng Karang Lo menyiapkan jamuan untuk Ki Gede Pamanahan, berupa nasi pecel, daging ayam, dan sayur menir (bayam).
Setelah itu, Ki Gede Pamanahan berkata berkata, "Terima kasih Ki Sanak, hidangannya enak sekali. Saya sungguh berhutang budi pada Ki Sanak. Semoga kelak saya dapat membalasnya,".
Saat ditanya hidangan yang disajikan itu apa, Ki Ageng Karang Lo menjawab, "Puniko ron ingkang dipun pecel," yang artinya dedaunan yang direbus dan diperas airnya. Sejak saat itu makanan itu disebut sebagai pecel.
2. Sudah ada sejak abad ke-9
Pecel diprediksi ada sejak abad ke-9. Di beberapa daerah Jawa, khususnya Madiun, pecel memiliki ciri khas, yakni adanya kembang turi sebagai campuran.
Pemerhati kuliner, Wira Hardiyansyah menjelaskan beberapa perkembangan pecel berdasarkan literasi temuannya. Menurutnya, pecel disebutkan dalam Kakawin Ramayana yang ditulis di abad ke-9.
Saat itu, bertepatan dengan era Mataram Kuno atau Mataram Hindu di bawah raja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-930 M).
Lebih lanjut, Wira juga menyebutkan bahwa pecel juga tertulis pada Prasasti Siman dari Kediri yang ditulis tahun 943 M.
Dalam prasasti tersebut disebutkan makanan yang terbuat dari sayuran daun yang direbus dan diolah secara khusus dengan bumbu rempah.
Fakta menarik pecel khas Jawa Timur ada di halaman berikutnya.
3. Tertulis dalam Serat Centhini
![]() |
Selain di prasasti, kemunculan pecel juga tercatat di dalam serat Centhini, kitab Jawa populer yang menjadi koleksi milik Badan Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.
Serat centhini yang ditulis pada tahun 1800 tersebut diawali dengan cerita kedatangan Syekh Wali Lanang dari Tanah Arab ke Tanah Jawa yang kemudian menurunkan Sunan Giri.
Singkat cerita, Sunan Giri Prapen memiliki tiga putra yaitu, Jayengresmi, Jayengsari, dan Niken Rancangkapti.
Perjalanan Raden Jayengresmi disertai kedua santrinya Gathak dan Gathuk mengembara melewati Surabaya, Kediri, Bojonegoro, Rembang, Pekalongan, Purwodadi, Semarang, Cirebon, Karawang hingga Bogor.
Saat tiba di Dukuh Argapura, Raden Jayengsari dan adiknya memikirkan dan membayangkan makanan yang mereka inginkan.
Mulai dari sekul pulen, panggang pudhak, jangan menir, pecel dhere, dhendheng menjangan gepuk, lalap seledri, kue koci, carabikang, mendut, dan timus.
Selain itu, juga disebutkan hidangan yang berbahan buah atau sayur yang kemudian berkembang menjadi hidangan pecel saat ini.
Saat itu, pecel juga disajikan sebagai menu jamuan bagi para rombongan kerajaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pecel termasuk makanan kuno yang tetap eksis hingga kini.
Simak Video "Ibu Sri Mulyani Pernah Mampir di Sego Pecel ini"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)