Bergabung pada aplikasi pemesanan makanan online faktanya tak membantu bagi bisnis ini. Pemilik resto memilih berhenti karena banyak biaya tambahan merugikan.
Bergabung dengan aplikasi pemesanan makanan online banyak dilirik oleh restoran dan kedai-kedai makanan. Cara ini dinilai mendatangkan keuntungan yang lebih banyak dan membantu menjangkau pasar lebih luas.
Namun perlu diingat bahwa ada biaya tambahan yang juga harus diperhatikan pemilik bisnis. Seperti biaya aplikasi, biaya layanan, atau tagihan-tagihan lainnya.
Mengutip Food NDTV (2/6), seorang pemilik restoran mengungkap bahwa keuntungan yang didapatkan dari aplikasi online tak terlalu membantu. Ia kerap menjadi korban untuk biaya layanan tambahan dan biaya-biaya tambahan yang tak jelas.
Baca juga: Dapat Tip Rp 176 Juta, Pelayan Berakhir Dipecat Gegara Hal Ini
Manish, pemilik Saffroma di Noida, India justru memilih untuk mencabut restorannya dari aplikasi online. Manish menyampaikan keluhannya tersebut melalui media sosial X pada salah satu cuitannya. Ia juga menandai akun resmi Zomato dan Deepinder Goyal, pemilik Zomato.
"Akhirnya saya mengeluarkan restoran saya dari platform kalian. Selamat! Biaya layanan tambahan yang misterius, penempatan ikan tanpa persetujuan, serta kebijakan lain yang tiba-tiba menghilang. Kedai-kedai kecil layak mendapatkan yang lebih baik. Kualitas harus lebih dipertimbangkan daripada komisi," tulis Manish pada cuitannya.
Manish memberikan tangkapan layar secara terbuka tentang pendapatannya pada aplikasi Zomato. Terlihat berbagai potongan yang cukup besar sampai-sampai pendapatannya habis tak tersisa.
Padahal Manish menerima banyak pesanan dari pelanggan. Namun jumlah potongan biayanya juga tak kalah banyak dari jumlah pesanan yang diterimanya.
Tak hanya Manish, cuitannya tersebut ternyata juga dialami oleh pemilik bisnis serupa. Mereka mengaku bergabung dengan aplikasi makanan online justru membuat pengeluaran produksi bertambah banyak.
"Sering sekali terjadi, Zomato dan Swiggy (aplikasi pemesanan makanan online) sering mencuri biaya dari pelanggan maupun restoran. Aku pernah ada di kedua sisi (pemilik restoran dan pelanggan). Kami juga berhenti bergabung dengan Swiggy dan Zomato beberapa tahun lalu setelah menyadarinya," tulis pemilik akun X @akashd7.
"Setuju dengan keputusanmu. Para aggregator seringkali mencurangi dengan alasan kebutuhan marketplace," timpal netizen lain.
Keresahan potongan biaya yang cukup besar ini menjadi momok bagi pemilik restoran pada aplikasi online. Tak heran jika banyak harga makanan yang dinaikkan ketika dipesan melalui aplikasi online.
Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"
(dfl/adr)