Makan Daging Sapi Pernah Dianggap Hal Tabu di Jepang, Ini Alasannya!

Makan Daging Sapi Pernah Dianggap Hal Tabu di Jepang, Ini Alasannya!

Riska Fitria - detikFood
Jumat, 09 Mei 2025 10:30 WIB
Daging wagyu kobe dari Jepang
Foto: iStock

3. Menjadi sebuah budaya

Daging wagyu kobe dari JepangDaging wagyu kobe dari Jepang ilustrasi. Foto: iStock

Prinsip-prinsip Buddha yang menghormati kehidupan dan menghindari pemborosan, terutama dalam hal makanan itu kemudian perlahan mulai membentuk sebuah budaya.

Prinsip tersebut pun kemudian meresap ke dalam kepercayaan asli Shinto. Pada tahun 675, Kaisar Tenmu mengeluarkan dekrit resmi pertama tentang larangan konsumsi daging.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larangan tersebut berlaku untuk semua jenis daging, seperti sapi, kuda, anjing, ayam, dan monyet selama puncak musim pertanian dari bulan April hingga September.

Seiring berjalannya waktu, praktik ini pun semakin diperkuat dan diperluas menjadi hal tabu sepanjang tahun. Namun, larangan daging juga mempunyai akar sekuler.

ADVERTISEMENT

4. Pola makan masyarakat Jepang

5 Tips Memilih Daging Sapi yang Tepat untuk Persediaan Bulan PuasaIlustrasi daging sapi. Foto: Getty Images/Alenka Vujkovac

Jika menelisik lebih jauh lagi, sebelum agama Buddha masuk, daging bukanlah bagian penting dari pola makan masyarakat di Kekaisaran Jepang.

Mengingat Jepang merupakan negara Kepulauan, sehingga selalu mengandalkan ikan dan makanan laut lainnya sebagai makanan pokok. Menurut sejarawan Naomichi Ishige, protein dicerna dari nasi, bukan dari daging atau susu.

Selain itu, memelihara hewan membutuhkan banyak sumber daya. Karenanya, para petani Jepang yang bekerja dengan lahan terbatas di negara kepulauan pegunungan sangat menghindari berternak.

Namun, lain halnya jika seseorang memakan daging hewan liar. Bangsawan Jepang tidak pernah sepenuhnya menghentikan praktik ini.

Ada catatan pajak yang harus dibayarkan dan hadiah yang dikirimkan kepada kaisar dalam bentuk daging babi, sapi, atau bahkan susu.

5. Dianggap tabu tapi dipercaya sebagai obat

Jenis daging yang harganya fantastis selain daging kobeIlustrasi daging sapi. Foto: Getty Images/Artit_Wongpradu

Daging sapi masih dianggap tabu di kalangan kelas atas. Namun, seringkali dipercaya sebagai makanan khusus yang berkhasiat sebagai obat.

Bahkan biksu Buddha kadang-kadang boleh mengonsumsi daging atas perintah dokter. Pada abad ke-18, Klan Hikone pernah mengirimkan hadiah tahunan berupa acar daging sapi dengan sake kepada shogun dalam paket berlabel obat.

Sementara itu, burung lebih diterima sebagai bahan makanan dibandingkan mamalia, termasuk lumba-lumba dan paus. Menurut sejarawan Ishige, seseorang yang makan daging hewan berkaki empat setelah kematiannya akan bereinkarnasi menjadi hewan berkaki empat.

Selain itu, pemerintah menyatakan bahwa siapapun yang memakan kambing liar, serigala, kelinci, atau anjing rakun diharuskan bertobat selama 5 hari sebelum mengunjungi kuil.

Mereka yang makan daging babi atau daging rusa diharuskan bertobat selama 60 hari. Bagi pemakan daging sapi dan kuda, harus bertobat selama 150 hari.

Lambat laun, pemerintahan Meiji mulai menghilangkan pantangan kuno tersebut. Mereka mendirikan perusahaan untuk memproduksi daging dan produk susu.

Kaisar sendiri menyantap daging untuk merayakan Tahun Baru pada tahun 1872. Hal ini berhasil meyakinkan masyarakat Jepang untuk meninggalkan kebiasaan pantang daging.


(raf/odi)

Hide Ads