Ada restoran Padang populer di Jakarta yang memiliki nama sama namun dengan logo berbeda. Ternyata keduanya berawal dari pemilik yang sama namun pecah kongsi.
Banyak restoran Padang yang populer di Jakarta. Racikan rempahnya yang nikmat membuat siappaun sulit melupakan rasanya apalagi dilengkapi dengan nasi putih hangat.
Salah satunya ialah dikenal dengan merek Pagi Sore. Tetapi di Jakarta Selatan sendiri rumah makan ini seolah memiliki dua versi yang berbeda, satu berwarna merah dan lainnya berwarna hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata walaupun memiliki warna yang berbeda, keduanya berawal dari satu kepemilikan yang sama. Ada fakta yang menyebut bahwa restoran ini mengalami pecah kongsi hingga berpisah.
Baca juga: Mulia! Kedai Ini Menjual Makanan Murah untuk Buruh
Berikut ini 4 fakta restoran Pagi Sore yang pecah kongsi:
![]() |
1. Berasal dari Palembang
Rumah makan Pagi Sore tidak datang dari Padang, Bukittinggi, atau wilayah Sumatera Barat lainnya. Pagi Sore justru pertama kali hadir di Palembang, namun sudah berkiprah sebagai penyaji hidangan khas Minang.
Hal ini diakui para pelanggan Pagi Sore yang menyebut cita rasanya sebenarnya tak sepenuhnya Minang. Melainkan ada perbedaan racikan rempah yang disebut sedikit merujuk pada hidangan Palembang.
Melansir detikfinance (14/6/24) lokasi restoran pertama Pagi Sore berada di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang Sumatera Selatan. Namun dua orang pemiliknya yang berasal dari keturunan Bukittinggi membuat mereka berani mendirikan restoran Padang di sana.
2. Didirikan pada 1973
Nama 'Pagi Sore' awalnya digunakan oleh sepasang sahabat yang berbisnis bersama. Adalah H. Lismar dan H. Sabirin yang mengandalkan keberanian serta pengalamannya mendirikan restoran.
Sehingga pada tahun 1973 berdirinya restoran Padang di Palembang tersebut. Seiring berjalannya waktu, antusias tinggi datang dari pelanggan Pagi Sore. Rumah makannya selalu ramai pengunjung.
Butuh waktu sekitar 12 tahun bagi kedua sahabat ini mendirikan cabang pertama mereka. Hingga kemudian upaya untuk mendirikan cabang lain dan melakukan ekspansi bisnis berhasil dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Fakta restoran Pagi Sore pecah kongsi lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Memutuskan pecah kongsi
Pada utas yang ditulis oleh akun X @belajarlagiHQ kejadian besar meliputi Pagi Sore pada tahun 2003. Kedua sahabat yang awalnya berbisnis bersama justru memutuskan untuk berpisah dan membagi kedua bisnisnya.
Pagi Sore akhirnya dipecah. Kejadian ini yang membuat munculnya restoran Padang Pagi Sore dengan logo merah dan Pagi Sore dengan logo hijau. Namun alasannya tak pernah diketahui dengan pasti.
Sejak saat itu manajemen Pagi Sore terbelah dua. Pengelolaan bisnis dilakukan dengan cara masing-masing. Baik H. Lismar dan H. Sabirin membentuk tim bisnis baru untuk mengelola restorannya dengan jalan yang telah ditentukan untuk tak beriringan.
![]() |
4. Ekspansi bisnis yang dikelola keluarga
Usai pecah kongsi, nyatanya membuat kedua restoran ini juga semakin berkembang. Pagi Sore tak hanya fokus mengembangkan restoran dengan nama yang sama tetapi juga mendirikan banyak restoran dengan merek jual yang baru.
Pagi Sore berlogo merah diketahui membawahi restoran Padang lain bernama Sari Indah. Pernyataan ini secara resmi telah dikonfirmasi langsung oleh cucu H. Sabirin.
Sementara Pagi Sore dengan logo berwarna hijau membawahi Nasi Kapau Kedai Pak Ciman melalui anak H.Lismar yaitu H.Erwin. Namun secara rasa Pagi Sore dengan logo merah dan hijau kini memiliki resepnya sendiri, walaupun banyak juga yang mengakui rasanya tak berbeda terlalu signifikan.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)