Haru! Pria Disabilitas Ini Mengais Makanan Kedaluwarsa Sisa Supermarket

Haru! Pria Disabilitas Ini Mengais Makanan Kedaluwarsa Sisa Supermarket

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Minggu, 09 Feb 2025 19:00 WIB
Haru! Pria Disabilitas Ini Mengais Makanan Kedaluwarsa Sisa Supermarket
Foto: World of Buzz
Jakarta -

Tak semua orang beruntung bisa makan sehari-hari dengan layak. Banyak juga yang harus berjuang demi memenuhi kebutuhan makan dirinya dan keluarga setiap hari.

Perjuangan mendapatkan asupan makanan yang layak, apalagi bernutrisi, kerap menyita perhatian. Tak jarang kisah beberapa orang sampai membuat haru netizen lain.

Contohnya kisah pria disabilitas berusia 62 tahun asal Malaysia ini. Mengutip World of Buzz (6/2/2025), sehari-hari ia mengais makanan buangan dari supermarket di Trengganu untuk memenuhi kebutuhan makan dirinya dan keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria bernama Jani Yusof itu mengatakan makanan yang mereka ambil bukan makanan sisa, melainkan makanan kemasan yang masih utuh tapi dibuang karena sudah kedaluwarsa. Sesuai kebijakan, makanan itu memang tidak dapat lagi dijual supermarket ke konsumen karena sudah melewati masa terbaiknya.

Jani bilang kerap mendapatkan stok bawang, biskuit, teh, kopi, dan susu yang masih layak konsumsi dari supermarket. Bahan makanan ini bisa membantunya memberi makan keluarga beranggotakan 5 orang.

ADVERTISEMENT
Haru! Pria Disabilitas Ini Mengais Makanan Kedaluwarsa Sisa SupermarketJani Yusof mencari makanan kedaluwarsa yang sudah dibuang supermarket untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya. Foto: World of Buzz

Jani menambahkan, walaupun sebagian besar makanan itu sudah kedaluwarsa, tapi masih layak dimakan dan belum dibuka kemasannya.

"Saya tidak mengambil sisa makanan dari tempat sampah. Saya tidak tega memberi anak-anak saya makanan basi karena saya tahu itu tidak baik untuk kesehatan mereka," kata Jani.

Ia dan istrinya yang berusia 43 tahun mengendarai sepeda motor roda tiga setiap hari untuk mengumpulkan barang-barang yang dapat didaur ulang dan mencari barang-barang yang dibuang untuk dijual.

"Kondisi kita membuat kita tidak dapat melakoni pekerjaan umum seperti orang-orang lain," kata Jani dan istrinya. Meski begitu, keduanya tetap berusaha mendapatkan uang. Mereka hanya bisa menghasilkan kurang dari RM 200 (Rp 735 ribu) per bulan.

Jani dan istrinya tidak dapat bekerja dengan normal karena terhalang kondisi kesehatan. Mereka mengalami masalah tekanan darah tinggi, diabetes, dan asthma.

Wali Kota Jakarta Pusat bersama BPOM dan sejumlah lembaga gelar sidak jelang Natal dan tahun baru. Sejumlah bahan makanan busuk dan kadaluarsa pun ditemukan.Kondisi kesehatan yang terbatas membuat Jani putuskan mencari sisa-sisa makanan kedaluwarsa. Foto: Rifkianto Nugroho

Mengenai bantuan pemerintah, Jani mengaku mendapatkannya. Saat ini, Jani mendapat RM4.000 atau sekitar Rp 14,7 juta setahun dari Dewan Agama Islam dan Adat Melayu Terengganu (MAIDAM) dan RM450 (Rp 1,6 juta) sebulan dari Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM).

"Namun, itu masih belum cukup, terutama dengan biaya sekolah kedua putra kami yang berusia 8 dan 7 tahun, dan biaya hidup yang terus meningkat. Itulah sebabnya saya dan istri terus mengumpulkan barang-barang daur ulang untuk mendapatkan uang tambahan karena kesehatan kami tidak memungkinkan kami untuk melakukan pekerjaan rutin," tutup Jani mengenai kondisi keuangan keluarganya.

(adr/odi)

Hide Ads