Berbahan utama sayur dan makanan nabati lain, menu vegetarian biasanya murah. Karenanya pria ini kecewa mendapati menu vegetarian pesanannya dipatok harga Rp 78 ribu seporsi!
Banyak orang memilih jalani pola makan vegan atau vegetarian karena berbagai alasan. Biasanya untuk menyelamatkan lingkungan dan demi alasan kesehatan dengan menjauhi sumber makanan hewani.
Tak sedikit juga yang memilih jadi vegetarian untuk alasan ekonomis. Mereka merasa pola makan ini bisa menghemat pengeluaran karena harga bahan makanan nabati relatif lebih murah.
Namun faktanya tak selalu seperti itu. Bisa jadi menu vegetarian justru dipatok harga mahal menyerupai menu yang berbasis protein hewani.
Hal inilah yang dirasakan pria di Singapura dengan sapaan Ang. Ia curhat kepada Stomp (3/2/2025) mengenai pengalamannya beli menu vegetarian di sebuah kedai kopi di Block 269 Queen Street, Singapura pada 29 Januari 2025, sekitar pukul 3 sore.
Ang memesan bihun goreng dengan kari sayuran dan 'daging' imitasi bebek. Penjualnya mematok harga SGD 6.5 atau sekitar Rp 78 ribu.
Ang merasa bahwa harga yang tidak adil ini bertentangan dengan nilai-nilai vegetarianisme. Ia berujar, "Semangat vegetarian dan makanannya seharusnya bersifat ekonomis dan membantu orang-orang yang kurang beruntung untuk mengatasi rasa lapar mereka."
Namun hal yang dilakukan kedai kopi itu dianggap sebaliknya. "Penjual menganggap remeh kebaikan hati orang-orang dan meraup keuntungan besar dari warga Singapura dengan mematok harga sangat tinggi. Itu sama saja dengan perampokan di siang bolong. Saya mendesak semua orang untuk tidak mengunjungi tempat makan seperti itu dan memprotesnya," kata Ang.
Ia melanjutkan, "Kita bisa mendapatkan makanan vegetarian yang sangat enak di kuil-kuil secara gratis, yang perlu Anda lakukan hanyalah menyumbangkan token Anda ke kuil dan pada gilirannya membantu orang-orang miskin."
Ketika Ang ditanya soal berapa harga makanan yang wajar, ia bilang pada Stomp bahwa bisnis makanan sejatinya memang untuk mencari untung. "Namun, banyak penjual makanan kaki lima di Singapura melakukannya untuk mendapatkan uang tambahan yang tidak etis dari warga yang penghasilannya sangat sedikit hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup."
Ia berpendapat kalaupun ada kenaikan biaya sewa, bahan baku, listrik, atau hal lain, penjual makanan kaki lima seharusnya tetap mematok harga terjangkau agar banyak orang dapat bertahan hidup.
"Selain itu, sayuran adalah bahan yang sangat murah dibandingkan dengan non-sayuran. Namun, harganya lebih tinggi daripada makanan berbahan daging," ujar Ang.
Dalam curhatannya, ia ingin pihak berwenang mendirikan lembaga khusus menyelidiki kenaikan harga yang tidak wajar dari penjual makanan kaki lima.
Sebelumnya, seorang pria di Malaysia juga mengeluhkan harga menu vegetarian yang mahal. Saat itu ia membeli makanan di kuil Nine Emperor Gods.
Menunya berupa 2 porsi nasi, 4 porsi kecil tumis sayuran, 4 botol teh lo han guo, dan 3 burger vegetarian. Saat bayar, pria itu merasa ditipu penjual.
Sebab untuk 3 burger vegetarian ia dipatok harga Rp 119 ribu dan untuk paket nasi campur plus lauk, ia diminta bayar Rp 149 ribu. Total ia harus mengeluarkan Rp 268 ribu.
"Jadi, apakah kamu memanfaatkan Festival Nine Emperor Gods Festival untuk menekan saya? Saya tidak butuh penjelasannya, saya tidak akan kembali ke tempat ini lagi dan menjadi korban getok harga," tulis pria tersebut dalam unggahannya.
(adr/odi)