3. Daging sapi muda
Daging sapi yang dipotong sesuai usianya saja sudah enak. Tetapi ada juga praktik konsumsi daging sapi muda atau yang dikenal dengan istilah veal.
Daging sapi muda yang dimaksud ialah sapi pejantan yang usianya baru 5 bulan dan selesai disapih oleh induknya. Dahulu praktik konsumsi daging sapi muda dianggap berbahaya karena dilakukan secara masif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan pada 2009 ditemukan kasus penyiksaan sapi muda di rumah potong Vermont. Kini praktik konsumsi muda lebih dibatasi, hanya sapi-sapi dari rumah potong tertentu yang boleh dikonsumsi sebagai sapi muda.
4. Foie gras
![]() |
Merujuk pada bahasa Perancis, foie gras berarti hati yang berlemak. Tekstur foie gras yang lembut dengan rasa yang khas menjadi makanan yang paling populer di restoran-restoran mahal.
Di masa lampau angsa yang diambil hatinya dilepas liarkan dengan pakan biji-bijian dan zaitun hingga hatinya berlemak. Namun di beberapa negara banyak praktik pemaksaan angsa untuk makan banyak sampai hatinya bengkak untuk kemudian diambil.
Pemaksaan makan angsa ini menyebabkan banyak paruh yang patah hingga angsa-angsa yang akhirnya mati dengan sendirinya. Namun para peternak angsa yang khusus menyiapkan foie gras telah banyak kembali dengan cara yang lebih aman dan merawat angsa secara alami.
5. Balut
Sedang viral di media sosial, makanan ekstrem asal Filipina mengundang banyak orang untuk mencobanya. Balut adalah telur bebek yang direbus ketika sudah terbentuk embrio atau anakan bebek di dalamnya.
Menurut yang pernah mengonsumsinya, rasa mengunyah balut serupa dengan menyantap potongan ayam dengan tulang muda. Tetapi praktik ini banyak dilarang di berbagai negara sebab dianggap terlalu kejam.
Di Brooklyn, Amerika Serikat sampai pernah dilakukan kontes makan balut terbanyak dan tercepat. Beruntung praktik tersebut tak lagi dilakukan namun tetap dilindungi sebagai kekayaan budaya kuliner Vietnam.
(dfl/odi)