5 Fakta Sejarah Bakpia, Oleh-oleh Ikonik Yogyakarta

5 Fakta Sejarah Bakpia, Oleh-oleh Ikonik Yogyakarta

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 02 Jan 2025 16:30 WIB
5 Fakta Sejarah Bakpia, Oleh-oleh Ikonik Yogyakarta
Foto: Getty Images/Shofi -
Jakarta -

Liburan ke Yogyakarta rasanya tak lengkap tanpa membawa bakpia sebagai buah tangan. Ternyata camilan ini punya sejarah unik dan bukan makanan asli Yogyakarta.

Hampir setiap daerah memiliki makanan khas berupa camilan atau sajian lain yang cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Apalagi ketika musim liburan di mana hampir semua orang akan mengunjungi kota besar lainnya untuk berwisata.

Salah satu yang paling ramai pengunjung pada akhir tahun ini ialah Yogyakarta. Ketika mengunjungi Yogyakarta, banyak wisatawan akan berburu bakpia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merek jual bakpia yang melimpah di toko oleh-oleh selalu menjadi rebutan. Namun, di balik bakpia yang padat isiannya ternyata tersimpan sejarah unik dari camilan ikonik asal Yogyakarta ini.

Baca juga: Rayakan Tahun Baru Penjara Ini Sajikan Menu Spesial untuk Tahanan

ADVERTISEMENT

Berikut ini 5 fakta sejarah bakpia khas Yogyakarta:

5 Fakta Sejarah Bakpia, Oleh-oleh Ikonik YogyakartaHadirnya bakpia ternyata bukan sebagai makanan asli Yogyakarta. Foto: Getty Images/Shofi -

1. Bukan asli Yogyakarta

Mengutip Good News From Indonesia, nama bakpia pertama kali dibawa ke Yogyakarta oleh seorang pendatang asal China. Sosok Kwik Sun Kwok yang berlabuh di Yogyakarta pada 1940 disebut sebagai pencetus kehadiran bakpia.

Bakpia datang dari hidangan khas Hokkian yang nama aslinya Tou Luk Pia. Penamaan tersebut merujuk pada deskripsi bakpia sebagai kue atau roti yang diisi daging.

Namun karena keterbatasan bahasa dan pelafalan, orang setempat mengubahnya menjadi bakpia. Bakpia menjadi populer setelah Kwik menyewa lahan milik Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, Yogyakarta untuk berjualan bakpia.

2. Isian awalnya berupa daging babi

Dinas Kebudayaan Yogyakarta juga mencatat bahwa pembuatan awal bakpia bukan dengan isian seperti sekarang. Dahulu, bakpia pertama kali dihidangkan dengan lemak dan cincangan daging babi.

"Awalnya Kwik Sun Kwok membuat kue yang namanya Tou Luk Pia. Bentuknya lebih besar dari bakpia. Isinya empat macam, ada kacang hijau, daging babi, sayuran, dan telur," ujar generasi kedua dari produsen bakpia di sentra Pathuk.

Namun karena mayoritas penduduk Yogyakarta penganut Muslim dan tidak mengonsumsi babi, akhirnya bakpia berisi daging babi tak laku dijual. Sampai dibuatlah bakpia yang bermetamorfosa sebagai camilan halal.

Fakta sejarah bakpia lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Bentuk peleburan budaya di Yogyakarta

Perpaduan antara cita rasa khas China dan bahan-bahan lokal pada bakpia yang kini dijual bebas disebut oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta sebagai bentuk peleburan budaya. Hal ini menjadi bukti bahwa adanya hubungan harmonis antara pendatang keturunan China dengan warga asli Yogyakarta.

Ketua Koperasi Sumekar Sumiyati juga memastikan bahwa bakpia yang kini dijual di Yogyakarta hampir semuanya tidak ada lagi yang menggunakan daging atau lemak babi. Makanan ini hanya menjadi simbol akulturasi budaya yang unik dan patut dilestarikan.

Kini penjual bakpia di Yogyakarta sendiri bersaing menghadirkan bakpia yang terjamin kehalalannya. Seluruh bakpia yang ditemukan di toko oleh-oleh hampir semuanya memiliki izin edar dan sertifikasi kehalalan resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

4. Merek bakpia sangat banyak

5 Fakta Sejarah Bakpia, Oleh-oleh Ikonik YogyakartaAda banyak merek jual bakpia yang dapat ditemukan di setiap sudut Yogyakarta. Foto: Getty Images/Shofi -

Bukan hal yang sulit untuk menemukan bakpia di Yogyakarta. Berbagai jenis kemasan, penampilan, dan merek jual akan ditemukan sengat banyak, baik di pusat wisata maupun toko oleh-oleh khusus.

Namun ada beberapa merek bakpia yang dicatat Dinas Kebudayaan Yogyakarta sebagai 'maestro' atau yang paling legendaris di Yogyakarta. Tetapi tidak berarti bahwa selain nama-nama ini memiliki kualitas yang rendah, semua bakpia asal Yogyakarta layak untuk dicicipi satu per satu.

Pelopor bakpia di Yogyakarta disebut-sebut adalah Bakpia Lestari milik keluarga Kwik Sun Kwok tetapi juga ada Bakpia Tamansari dan Bakpia Niti Gurnito yang dikembangkan oleh Niti Gurnito dan keluarganya sendiri. Selain itu beberapa merek bakpia populer asal sentra bakpia Pathuk merujuk pada penamaan dengan angka, seperti Bakpia Pathuk 75 dan Bakpia Pathuk 25.

5. Inovasi bakpia

Bakpia yang otentik dan asli Yogyakarta penyajiannya berupa lapisan kulit tipis yang diisi dengan kacang hijau, keju, cokelat dan berbagai rasa lain. Dalam pembuatannya bakpia akan dipanggang dengan suhu mencapai 180 derajat celcius selama 20-25 menit.

Tetapi seiring berkembangnya zaman, banyak bakpia dengan inovasi yang unik-unik. Salah satunya adalah bakpia kukus yang juga populer sebagai buah tangan dari Yogyakarta.

Bakpia kukus menggunakan adonan roti kukus yang diisi dengan cokelat, keju, maupun kacang hijau. Teksturnya lebih lembut dengan merek jualyang terkenal Bakpia Kukus Tugu Jogja. Sementara itu ada juga bakpia crispy dengan kulit yang renyah yang dipopulerkan oleh Bakpia Juwara Satoe.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Main ke Malioboro, IShowSpeed Sempat Cicipi Jamu dan Bakpia"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Hide Ads