3. Adab mengulas makanan
![]() |
Kata-kata dan istilah yang digunakan oleh food vlogger saat mengulas makanan juga disoroti. Tak jarang, food vlogger yang menggunakan kata-kata seperti, "Enak banget mau meninggal" dan "Gila! rasanya enak banget An**ng,".
Juga bahasa semacamnya yang bermaksud memuji, tetapi terlihat berlebihan dan itu bisa menghilangkan adab terhadap makanan yang diajarkan dalam Islam, lapor Islam Pos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan tauladan Nabi Muhammad SAW sendiri, beliau menunjukkan cara berkelas dan beradab saat memberi mengomentari makanan. Kalau suka beliau makan, kalau tidak suka, beliau tinggalkan tanpa mencela.
4. Hikmah tidak mencela makanan
Dari yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tersebut terdapat banyak hikmah. Salah satunya sebagai pengagungan kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki kepada kita berupa makanan.
Ketika banyak orang diuji dengan rasa lapar, Allah SWT masih memberikan nikmat makanan untuk kita. Selain itu, ada hikmah lain dari tidak mencela makanan, yakni menjaga perasaan orang yang telah memasak.
Apalagi sampai merugikan pemilik usaha, seperti yang terjadi belakangan ini di mana warung rawon menjadi sepi usai mendapat kritik tajam dari seorang food vlogger.
5. Pendapat Buya Yahya
![]() |
Dalam dakwahnya yang dibagikan lewat kanal YouTubernya, Buya Yahya juga menjelaskan untuk tidak mencela makanan. Menurutnya, makanan adalah karunia dari Allah SWT yang harus disyukuri.
"Nabi Muhammad tidak pernah mencela makanan, kalau dia tidak suka maka dia tinggalkan," tuturnya.
Dalam hal ini mungkin bisa menjadi patokan adab bagi food vlogger. Jika ada makanan yang kurang enak mungkin bisa disampaikan dengan etika yang baik, tanpa disiarkan.
Hal tersebut bisa dijadikan sebagai kritik yang membangun untuk pelaku usaha. Jika makanan tersebut enak, maka disiarkan pula dengan menggunakan kata-kata yang baik dan tidak berlebihan.
(raf/odi)