3. Kehilangan aroma khasnya
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kopi memiliki kandungan minyak essensialnya sendiri. Kandungan minyak ini yang membuat kopi memiliki aroma tertentu dan hanya bisa terbentuk secara alami selama masa penanaman.
Ketika suatu biji kopi tak lagi segar, maka minyak esensialnya akan keluar dan hilang. Biji kopi yang tidak segar akan membuat minyak esensialnya menguap dan beroksidasi.
Biasanya jika disimpan pada wadah kedap udara sekalipun aromanya tetap akan berubah. Ditandai dengan bau seperti tengik atau udara yang telah terkurung lama di dalam wadah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4. Rasanya hambar
![]() |
Tidak ada cara lain yang dapat diandalkan untuk mencicipi kesegaran kopi selain dengan lidah. Para pecinta kopi pasti memiliki pengecap rasa yang sensitif dan ahli dalam membedakan kopi.
Kopi yang kehilangan kelembabannya, jika diseduh akan menghasilkan secangkir minuman yang hambar. Padahal seharusnya kopi memiliki rasa yang komplet dan kompleks secara alami.
Banyak faktor yang membuat rasa kopi menjadi hambar. Kandungan minyak esensial yang telah teroksidasi hingga biji kopi yang tak dapat mengembang pada proses blooming sehingga tidak terseduh sempurna.
5. Munculnya jamur
Sebelum menggiling biji kopi, sebaiknya perhatikan seluruh warna biji kopi dengan seksama. Biji kopi yang segar memiliki warna hitam pekat yang mulus tanpa ada setitik atau beberapa warna yang berbeda.
Pada beberapa kasus ditemukan biji kopi dengan beberapa titik perubahan warna. Seperti biru, kehijauan, atau putih. Perubahan warna tersebut menandakan tumbuhnya jamur pada biji kopi.
Jamur yang muncul pada biji kopi dapat menjadi tanda bahwa kelembaban kopi sudah terlalu tinggi. Kopi dengan ciri seperti ini tak lagi layak dikonsumsi dan sebaiknya langsung dibuang saja.
Baca juga: Pangsit Lek Gino Beromzet Rp 15 Juta Saat Pandemi, Kini Begini Kabarnya
Simak Video "Pengusaha Kafe Belum Rasakan Dampak Kenaikan Harga Biji Kopi"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)