Indonesia juga memiliki metode penyeduhan kopi yang khas. Namanya tubruk, yang tampak sederhana tetapi menyimpan keunikan dibalik seduhan segarnya.
Berbagai metode penyeduhan kopi tersebar di seluruh dunia. Hampir setiap daerah dan budaya memiliki proses dan metode menyajikan kopi yang enak dengan caranya masing-masing.
Termasuk Indonesia yang terkenal dengan metode penyeduhan tubruk. Kopi tubruk sudah sejak lama diandalkan dan populer bahkan menjadi cara menyeduh kopi para nenek moyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya di dalam negeri saja, penyeduhan tubruk juga populer bagi penikmat kopi di dunia. Ternyata dibalik metode penyeduhannya yang sederhana dan otentik ada banyak fakta menarik beriringan dengan setiap seruputan kopinya yang segar.
Berikut ini 4 fakta kopi tubruk yang dirangkum dari berbagai sumber:
![]() |
1. Awal mula kopi di Indonesia
Mengutip Historia, popularitas kopi di Indonesia tidak terlepas dari kehadiran Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang memboyong kopi dari Eropa. Mereka bahkan sampai menyewa pakar botani, Carolus Linnaeus, untuk menerima kopi di tanah Indonesia bertahun-tahun lamanya.
Singkat cerita ditemukan bahwa robusta yang lebih tahan hama dan cuaca berhasil ditanam lebat di pulau Jawa. Lantas kopi yang berhasil dibudidayakan di jawa dikenal dengan nama Arabica dalam buku A Cup of Java yang ditulis oleh Gabriella Teggia dan Mark Hanusz.
Setelah berbagai pengembangan dilakukan, hasil tanaman kopi dari Jawa dibawa ke Balai Penelitian di Botani Amsterdam (1706). Ditemukanlah fakta bahwa biji kopi di Jawa memiliki kualitas yang snagat baik dan rasa yang enak.
2. Makna kata 'tubruk'
Remarkable Indonesian Coffee mencatat pada abad ke-17 dan 18, budaya minum kopi di Indonesia mulai bermunculan. Sejak saat itu menyeduh dan menyeruput kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan orang Indonesia yang tak bisa dilewatkan terutama di kota-kota besar.
Fugol Coffee Roaster (6/9) mengatakan bahwa istilah tubruk kemudian muncul dari bahasa Jawa merujuk pada cara penyeduhan kopi orang-orang Jawa. Tubruk memiliki makna mengguyur atau mengaduk yang mendeskripsikan proses penyeduhan kopinya.
Di mana orang Jawa dengan sederhana akan menggabungkan bubuk kopi dan gula, serta air panas yang akan di'tubruk' dalam satu gelas. Setelah air panas dituangkan, maka kopi diaduk hingga larut dan menyatu gulanya untuk kemudian dinikmati.
Ciri khas hingga rasa asli dari kopi tubruk ada di halaman berikutnya.
3. Ciri khas kopi tubruk
Kopi tubruk tidak bisa dinikmati seperti kopi manual brew lainnya. Ada proses yang harus dilalui setelah kopi diseduh, yaitu menunggu.
Ampas kopi yang tidak disaring secara terpisah akan tetap berada di dalam gelas. Sebelum kopi terseduh atau matang dengan sempurna, ampasnya akan tetap mengambang dan melayang di bagian atas sehingga akan mengganggu konsumennya.
Maka dibutuhkan waktu selama 2-3 menit untuk ampas kopi matang dan mengendap di dasar gelas. Dengan begitu kopi akan lebih mudah dinikmati tanpa terganggu ampas yang menempel di gigi hingga membuat batuk jika tersedak.
![]() |
4. Rasa yang dihasilkan kopi tubruk
Setiap metode penyeduhan kopi dilakukan dengan berbagai alat pendukung untuk menghasilkan rasa tertentu. Sama dengan kopi tubruk yang walaupun tak membutuhkan alat tetapi memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri.
Proses penyeduhan yang secara langsung menuang kopi dengan air panas membuat rasa pekatnya lebih terekstraksi maksimal. Ditandai dengan warnanya yang pekat dan kekentalannya ditentukan melalui perbandingan kopi dan air.
Selain itu bubuk kopi yang terus menerus terendam akan membuat rasa pahitnya lebih keluar dibandingkan rasa alami lain yang terbentuk di dalam kopi tersebut. Tentunya metode ini jauh berbeda dengan teknik pour over yang dapat mengekstraksi rasa lain selain pahit yang terbentuk pada biji kopi.
Baca juga: Huhah! 10 Tempat Makan dengan Sambal yang Bikin Berkeringat
Simak Video "Bakso Malang dan Es Teler Creamy, Paduan Kuliner yang Nikmat"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)