Ngopi Yuk!

Cegah Krisis, Peneliti Kembangkan Kopi yang Tahan Perubahan Iklim

Diah Afrilian - detikFood
Jumat, 26 Jul 2024 07:30 WIB
Foto: Getty Images/DINphotogallery
Jakarta -

Perubahan iklim bumi yang drastis membuat hasil panen kopi mengkhawatirkan. Demi cegah kelangkaan kopi para peneliti bereksperimen ciptakan tanaman kopi tahan iklim.

Akhir-akhir ini persediaan kopi di dunia dikabarkan cukup mengkhawatirkan. Harga biji kopi robusta yang biasanya dijual paling murah kini sudah meningkat drastis dan hampir sama dengan arabika.


Tak aneh jika beberapa menu di kafe akan naik harga sehingga pelanggan harus merogoh kocek lebih dalam. Ternyata penyebabnya disebut berasal dari perubahan iklim di bumi yang sulit ditebak dan terjadi secara drastis.

Demi menyelamatkan pasokan kopi hingga generasi anak-cucu, para peneliti berlomba-lomba menciptakan bibit kopi yang luar biasa. Ada tanaman yang didesain agar tahan terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Panitia Olimpiade Paris 2024 Larang Penyajian Fast Food Selama Pagelaran

Khawatir dengan kelangkaan kopi akibat iklim, para peneliti bereksperimen ciptakan varietas baru. Foto: Getty Images/DINphotogallery

Melansir Eater (23/7) World Coffee Research meluncurkan program Innovea sejak 2022. Program penelitian ini berusaha untuk menciptakan tanaman atau bibit kopi yang lebih tahan dalam berbagai perubahan iklim di bumi sehingga tidak mudah gagal panen atau terserang penyakit.

World Coffee Research sampai menggunakan 16 varietas induk yang telah diuji sebelumnya. Hasilnya ada sekitar 30 jenis hasil persilangan tanaman yang 5.000 benih hasil persilangannya dikirim ke seluruh dunia. Kenya, Rwanda, Ugandi, India, Indonesia, Kosta Rika, Meksiko, Peru, hingga Hawaii berperan untuk melakukan penelitian lanjutan.

Benih-benih ini rencananya akan melalui proses percobaan penanaman. Jika berhasil per 2025 akan lebih banyak benih hasil persilangan tanaman kopi yang ditanam untuk tetap memenuhi permintaan pasokan kopi baik di dunia maupun lokal.

"Idenya adalah untuk mengidentifikasi gen yang kita cari dan melanjutkan ke tanaman tersebut, bukan tanaman lain," ujar Jane Chaserek selaku pemimpin Coffee Research Institut.

Baca juga: Guru Review Menu Kantin Sekolah, Sajiannya Mirip Buffet Restoran

Biji kopi ini didesain tahan akan perubahan iklim yang drastis. Foto: Getty Images/DINphotogallery

Salah satu bukti persediaan robusta yang tengah mengkhawatirkan terlihat dari harga kopi lokal. Kini per satu kilogram biji kopi robusta rata-rata harganya dibanderol mencapai Rp 125.000 belum dibedakan berdasarkan kualitas yang ditawarkan.

Di sinilah kehadiran Innovea diharap dapat membantu negara-negara pengekspor kopi menghasilkan tanaman kopi yang lebih kuat. Agar produk biji kopi yang dihasilkan tetap melimpah dan memenuhi permintaan pasar kopi internasional yang terus meningkat setiap hari.

World Coffee Research berharap ada 100 varietas baru yang dapat diuji coba per 2030 pra-komersial untuk para peneliti pemerintahan setiap negara rujukan. Tujuannya pada 2036 para petani kopi sudah dapat menanam bibit-bibit kopi hasil persilangan tersebut.

Untuk rasanya sendiri diharapkan tidak menurunkan kualitas dari varietas kopi induknya. Justru peneliti berharap ada karakter baru dan citarasa baru yang dapat berkembang pada varietas hasil penelitian yang memperkaya pilihan kopi-kopi di pasar dunia.



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"

(dfl/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork