Sebelum ada produk kopi modern, kopi bubuk produksi lokal jadi pilihan utama buat ngopi enak dan murah. Ini daftar yang masih bertahan sampai sekarang.
Meski kini bersaing dengan industri kopi modern, masih banyak produsen kopi bubuk lokal yang masih mampu bertahan dan mempertahankan pengolahan kopi tradisional yang sudah bertahan sejak puluhan tahun lalu.
Dari segi rasa dan kualitas, ada beberapa produk kopi bubuk lokal yang mampu bersaing dengan produk kopi kekinian. Selain itu dari segi harga, kopi bubuk lokal ini jauh lebih murah ketimbang jajan kopi di kafe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi penggemar kopi lokal dengan cita rasa jadul yang klasik, beberapa merek kopi bubuk lokal ini bisa jadi pilihan. Kopi-kopi ini sudah tersedia dan bisa dibeli di toko online.
Berikut empat rekomendasi kopi bubuk lokal yang enak dan terjangkau:
1. Kopi Massa Kok Tong
![]() |
Penggemar kopi lokal pasti sudah familiar dengan nama Kopi Massa Kok Tong yang diproduksi sejak tahun 1925. Usaha kopi ini didirikan oleh Lim Tee Kee yang merantau dari China. Dulu Lim Tee Kee melalukan proses peracikan kopinya sendiri. Dari memilih biji kopi sampai menyeduhnya.
Terbukti selama puluhan tahun, Kopi Massa Kok Tong terus berkembang sampai sekarang. Bahkan di kawasan Pematang Siantar, kedai kopi Kok Tong ini sudah menjadi tempat ngopi lokal legendaris yang ramai peminatnya.
Tak perlu jauh-jauh ke Pematang Siantar, racikan Kopi Massa Kok Tong dijual di toko online dalam bentuk kemasan. Untuk kopi bubuk seberat 500 gram dengan gulanya, harganya sekitar Rp 65.000.
2. Kopi Ulee Kareng
![]() |
Dari Pematang Siantar bisa lanjut cicip kopi lokal khas Aceh yang dikenal dengan nama Kopi Ulee Kareng. Produsen kopi berbutir kasar ini cukup banyak di Aceh dengan nama 'Ulee Kareng'.
Memang kopi yang satu ini belum terlalu terkenal seperti kopi-kopi di kawasan Medan hingga Pematang Siantar. Namun untuk masalah rasa boleh diadu karena diolah dari biji kopi berkualitas.
Harganya tergolong murah, untuk kopi sachet Ulee Kareng Rp 22.500 per 10 sachet. Sementara untuk kopi bubuk Ulee Kareng ukuran 500 gram harnya kisaran Rp 68.000 tersedia di toko online.
3. Kopi Bis Kota
![]() |
Jakarta punya produk kopi bubuk lokal yang bisa dibilang 'hidden gem'. Namanya Kopi Bis Kota yang diproduksi di sekitar Pasar Mester Jatinegara. Bubuk kopi pilihan ini diolah dari biji kopi dari Jawa yang sudah ada sejak tahun 1943.
Kopi ini pertama kali diracik oleh Wong Hin yang semuanya dikerjakan dengan metode tradisional. Sekarang bubuk kopi lokal ini sudah dijalani oleh generasi kedua dan masih banyak peminatnya.
Per kilogramnya, bubuk kopi ini dijual dengan harga Rp 70.000. Tersedia juga jenis kopi bubuk arabika dengan harga Rp 200.000 per kilogram.
4. Kopi Tjap Teko
![]() |
Kota Bogor menjadi salah satu pusat produsen kopi bubuk lokal yang masih bertahan sampai sekarang. Ada beberapa brand kopi jadul lintas generasi yang masih eksis dan diminati di zaman sekarang.
Salah satunya ada Kopi Tjap Teko yang sudah berdiri sejak tahun 1960. Kopi ini didirikan oleh Jono Widarto, yang kemudian usaha kopi ini dilanjutkan oleh anak-anaknya. Semua proses pemilihan biji kopi sampai penggilingan dikerjakan sendiri sehingga kualitasnya tak berubah.
Biji kopi didatangkan langsung dari Sumatera, Lampung, Bengkulu sampai Aceh yang kemudian dicampur jadi satu. Kisaran harga Kopi Tjap Teko ini dari angka Rp 80.000 saja.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)