Sudah ada sejak tahun 80-an, peminat latte art di dunia semakin banyak, termasuk di Indonesia. Bahkan sampai ada perlombaan latte art sedunia.
Latte art merupakan seni menghias di atas secangkir espresso menggunakan susu panas ke permukaan latte. Teknik ini dapat diaplikasikan di cappuccino dan cafe latte.
Latte art pertama kali diciptakan oleh pakar kopi, David Schomer di Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Sosok inilah yang juga menciptakan latte art dengan desain berbentuk hati yang ikonik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, latte art semakin mendunia. Setiap kafe di berbagai negara pasti memiliki menu latte art, termasuk kafe-kafe di Indonesia yang peminatnya semakin banyak.
1. Tren latte art di Indonesia
![]() |
Restu Sadam, barista profesional mengatakan bahwa tren kopi selalu berubah-ubah, tetapi latte art masih terus diminati. Dan tahun ini, tren latte art di Indonesia akan semakin naik.
Hal tersebut disampaikan Restu Sadam dalam program Workshop Indomilk Coffeepreneur di Titik Temu, SCBD Jakarta (27/05/24).
"Karena tahun ini, Indonesia akan menjadi salah satu tuan rumah untuk Latte Art Championship. Jadi, bakal naik lagi untuk latte art-nya," tutur barista yang pernah menjuarai Latte Art Championship 2019 & 2021.
2. Latte Art Championship
![]() |
Dengan adanya Latte Art Championship membuktikan bahwa latte art bukan hanya sekadar seni, tetapi menjadi sesuatu yang serius dan dipertandingkan.
Setelah menjuarai Latte Art Championship dua kali, Restu Sadam akan kembali mengikut perlombaan tersebut pada tahun ini. Ia pun mengungkap beberapa persiapannya.
"Kalau di latte art yang harus dipersiapkan ya pelatihan tentunya. Dan menentukan gambar mana yang fresh dan original. Selain itu, juga ada makna di balik gambar tersebut," tutur Restu Sadam.
Pemilihan biji kopi hingga susu untuk pembuatan latte art ada di halaman selanjutnya.
3. Pemilihan biji kopi
![]() |
Dalam membuat latte art, tentu bahan-bahan menjadi hal yang utama, seperti kopi dan susu. Untuk kopi dapat menggunakan jenis biji kopi manapun.
Yang terpenting ada pada teknik roasting. "Kalau robusta dan arabika itu mirip-mirip aja si sebenarnya. Yang terpenting itu pada teknik roastingnya," lanjut Restu,
Menurut Restu, teknik roasting untuk latte art ada pada 'medium to dark' untuk warna yang lebih kontras. Selain itu, pilih biji kopi yang kadar acidnya rendah.
"Kadar acidnya yang sedikit, karena susu kalau kena acid bakal pecah. Yang lebih dark biasanya acidnya lebih sedikit, jadi lebih proper untuk latte art," tutur Restu.
4. Pemilihan susu
![]() |
Penggunaan susu pun bisa jadi krusial untuk latte art. Restu mengatakan bahwa susu yang menghasilkan latte art adalah yang kandungan proteinnya pas.
"Pokoknya susu yang mudah di-frothing, yang teksturnya silky dan keliatan shining, dan creamy kalau dibuat es kopi susu," tuturnya dalam program Workshop Indomilk Coffeepreneur.
Ia juga menjelaskan bahwa ada dua jenis susu yang bisa dipakai untuk latte art, yakni fresh milk dan UHT. Selanjutnya, susu tersebut adakan di-frothing, steaming, dan pouring untuk menghasilkan foam.
5. Pentingnya latte art
![]() |
Lebih lanjut, Restu Adam mengatakan bahwa latte art sangat penting, karena mampu meningkatkan estetika dari seduhan kopi. Namun, tak hanya itu, latte art juga penting bagi citra barista.
Barista yang pandai membuat latte art menggambarkan ketekunan, keinginan, dan menandakan keseriusannya dalam menyajikan kopi yang terbaik.
"Tak bisa dipungkiri bahwa penyajian kopi turut citra dari seorang barista dan coffee shop yang dinaunginya," tutup Restu.
(raf/odi)