Hati-Hati, 5 Hal Paling Berbahaya Ini Bisa Terjadi di Dapur

Hati-Hati, 5 Hal Paling Berbahaya Ini Bisa Terjadi di Dapur

Atiqa Rana - detikFood
Kamis, 23 Mei 2024 10:00 WIB
Dapur
Foto: Getty Images/Spauln
Jakarta -

Perlu hati-hati ketika sedang memasak di dapur. Pasalnya, penyimpanan alat-alat masak dan bahan makanan bisa menyebabkan bahaya yang serius, seperti 5 hal ini.

Bagi sebagian orang, dapur merupakan area penting. Fungsinya juga bukan hanya untuk memasak, tetapi juga untuk menyimpan dan menyiapkan makanan.

Namun, area dapur yang berisi bahan masakan dan alat-alat memasak ini perlu diperhatikan. Terutama dalam hal kebersihannya. Jika tidak bersih, dapur bisa menjadi sumber penyakit. Saat udara lembap karena cuaca yang memicu pertumbuhan bakteri dan virus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang ilmuwan pangan, Bryan Quoc Le mengungkap, pada suhu hangat, laju pertumbuhan mikroorganisme semakin cepat.

Meskipun sebagian besar mikroorganisme pembusuk dan patogen memiliki laju pertumbuhan yang lambat di dalam suhu dingin, tetapi suhu ini juga dapat mempercepat laju pertumbuhan sekitar 10 sampai 100 kali lipat per jam.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memasak atau menyimpan makanan di dapur. Melansir huffpost.com (24/05), berikut 5 hal berbahaya yang bisa terjadi di dapur.

1. Memasak daging kurang matang

DapurMasak daging yang kurang matang bisa menyebabkan bahaya. karena bakteri bisa tumbuh. Foto: Getty Images/Spauln

Daging mentah atau unggas sering dikaitkan dengan bakteri Salmonella dan Campylobacter. Glenn Morris, direktur Emerging Pathogens institute di Universitas Florida mengungkap, kedua bakteri itu sering menyebabkan masalah terbesar terhadap penyakit bawaan makanan.

Cara terbaik untuk mencegahnya dengan memastikan semua daging dimasak dalam suhu tepat.

Menurut Morris, bakteri penyakit bawaan makanan ini akan terbunuh ketika dimasak. Disarankan juga untuk selalu mengecek suhu daging dengan termometer. Sebab, warna dan tekstur tidak bisa diandalkan untuk menentukan kematangan daging.

Daging perlu dimasak dengan suhu tepat. Misalnya daging giling, perlu dimasak setidaknya pada suhu 71 C, ayam dimasak pada suhu 73 C dan steak pada suhu 62 C.

Jika daging sudah matang, jangan diletakkan kembali di piring yang masih ada cairan bekas daging mentah. KArena bisa memicu kontaminasi bakteri.

2. Menyimpan makanan dalam suhu ruang

Cara menyimpan makanan sisa lebaranBukan hal yang baik juga untuk menyimpan makanan dalam suhu ruang, terutama jika lebih dari 2 jam. Foto: iStock

Zona bahaya tempat bakteri berkembang biak adalah pada suhu antara -15 C dan 60 derajat C. Sehingga, makanan perlu dimasak dengan suhu yang lebih dingin atau panas dari suhu itu.

Oleh karena itu, makanan sebaiknya tidak diletakkan pada suhu ruang. Bryan Quoc Le mengungkap, makanan harus tetap dingin dan berada di bawah suhu - 5 C, dengan banyak es dan tempat penyimpanan yang tepat.

Sedangkan makanan yang telah dihangatkan harus disimpan pada suhu lebih dari 60 C. Jika memang ingin menyimpan makanan di suhu ruang, sebaiknya tidak lebih dari dua jam.

Menurut Le, bakteri dapat membelah pada suhu kamar setiap 15 sampai 20 menit. Bahkan, beberapa spesies bisa berkembang biak lebih cepat, tergantung kondisi makanannya.

Beberapa bakteri juga menghasilkan racun pada makanan. Jika seseorang kondisinya lebih rentan, risiko terkena keracunan pun semakin kebal.

Kondisi berbahaya lainnya yang bisa terjadi di dapur, dapat dilihat pada halaman berikut ini!

3. Kondisi kulkas yang buruk

5 Tips Memakai Kulkas yang Benar Agar Tak Mudah RusakKondisi kulkas yang buruk juga bisa membahayakan makanan dapur. Foto: Getty Images/AndreyPopov

Lemari es juga perlu diperhatikan suhu dan kondisinya. Menurut ahli yang disebutkan Huffpost, agar pendingin semacam cooler berfungsi dengan benar, dibutuhkan banyak es.

Mary Anne Amalaradjou, profesi mikrobiologi makanan di Universitas dari Departemen Ilmu Hewan Connecticut mengungkap, pendingin yang terisi penuh dengan es akan mempertahankan suhu dinginnya lebih lama daripada pendingin yang hanya terisi sebagian,.

Sehingga, penting mengemas bahan es ekstra untuk memastikan suhu dingin stabil di dalam pendingin tersebut.

Tips lainnya yaitu dengan menjauhkan pendingin ini dari sinar matahari langsung. Sebaiknya disimpan dalam area dapur yang memang tidak tersorot matahari.

4. Membeli dan menyimpan salad dari toko

Makanan yang mengandung telur, termasuk salad, atau saus mayones perlu diperhatikan. Sebab, telur dapat terkontaminasi bakteri Salmonella dan Campylobacter yang menyebabkan penyakit serius.

Menurut D'Amico, kedua bakteri ini tidak akan aktif jika bahan dimasak dengan benar. Namun, bisa tetap ada jika telur digunakan dalam keadaan mentah atau hanya dimasak setengah matang.

Permasalahan lain, salad yang dibeli dari luar biasanya sudah dilengkapi dengan ayam, tuna, telur, atau kentang yang juga bisa terkontaminasi dengan bakteri jika dibiarkan begitu saja di suhu ruang.

5. Es yang dibuat dengan cetakan es kulkas

DapurEs yang dibuat sendiri bisa membahayakan karena bisa terkontaminasi bakteri. Foto: Getty Images/Spauln

Es yang dibuat sendiri di rumah, terutama yang menggunakan cetakan dari kulkas langsung bisa berisiko berbahaya.

Morris mencatat, kulkas yang kotor atau makanan yang terkontaminasi silang membuat minuman dingin berbahaya dikonsumsi. Morris menyarankan, setiap berencana menyajikan minuman dengan es, gunakan es yang bersih.

Meskipun sudah membuat es di kulkas, tetapi belum tentu es itu aman. Sebab, cetakan es dalam kulkas bisa jadi kotor dan justru mengkontaminasi es di dalamnya.

Morris lebih merekomendasikan membuat es batu sendiri dengan menggunakan sekantong plastik yang diikat atau ditutup rapat.

Halaman 2 dari 2
(aqr/odi)

Hide Ads