Slow bar mengutamakan hasil seduhan kopi dengan beberapa teknik manual brew. Ada peralatan khusus yang umum digunakan slow bar demi menghasilkan kopi yang segar.
Tren slow bar begitu populer usai banyak penikmat kopi yang semakin giat mengenal kopi. Slow bar tak lagi dianggap sebagai kafe biasa, tapi juga salah satu tempat untuk peminat kopi belajar banyak hal.
Mengenal karakter biji kopi, mendapat tips menyeduh kopi, hingga mengenal dan mempelajari beberapa peralatan untuk menyeduh kopi. Hal ini lantaran slow bar umumnya lebih mengutamakan kualitas hasil seduhannya dengan memanfaatkan alat-alat manual brew.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasio kopi dan teknik penyeduhan secara khusus sengaja dilakukan untuk mengeluarkan karakteristik biji kopi sesuai keinginan baristanya. Dari sekian banyaknya alat manual brew, ada beberapa yang terlihat di hampir semua slow bar.
Baca juga: Rela Nunggu 2 Jam Demi Cicip Nasi Mercon Viral di Barito
Berikut ini 5 jenis teknik manual brew yang kerap digunakan pada slow bar:
![]() |
1. Flat bottom drip
Flat bottom drip menjadi salah satu dripper atau alat penyaring kopi yang paling banyak ditemukan di pasaran. Sesuai dengan namanya, flat bottom drip dicirikan dengan bagian bawah penyaring kopi yang datar.
Untuk menggunakan alat manual brew yang satu ini juga diperlukan paper filter atau kertas saring yang datar bagian bawahnya. Cara penggunaannya pertama-tama kertas saring harus dibilas, kemudian dimasukkan bubuk kopi, dan diseduh menggunakan metode pour over.
Bentuk flat drip yang datar memungkinkan air seduhan akan mengenai seluruh bagian bubuk kopi. Sehingga lebih banyak molekul aroma dan rasa yang ikut terseduh dan dapat dinikmati hasilnya di dalam gelas.
2. V60
Sekilas V60 juga memiliki bentuk mirip flat bottom drip. Bedanya pada dripper V60 bagian bawah saringannya berbentuk kerucut dan tajam atau berlubang di bawahnya.
Kertas saring yang digunakan juga memiliki bentuk kerucut mengikuti bentuk dripper yang digunakan. Jika menggunakan V60 biasanya tujuan karakter kopi yang ingin diciptakan adalah pekat rasanya dengan warna yang cerah dan sensasi sentuhan aftertastenya lebih mirip teh.
Hal ini lantaran pada proses penyaringan V60, air seduhan akan jatuh lebih cepat sehingga lebih sedikit molekul warna dan rasa yang ikut tersebut. Biasanya V60 lebih cocok digunakan untuk mengeluarkan rasa-rasa unik pada suatu biji kopi, seperti fruity atau aroma floralnya.
Teknik manual brew pada slow bar lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Chemex
Selain flat bottom drip dan V60 ada juga alat penyeduh kopi yang bernama chemex. Chemes memiliki bentuk yang unik karena berbeda jauh dengan dua jenis dripper yang telah dibahas sebelumnya.
Chemex merupakan alat untuk menyeduh kopi dengan teknik manual pour over. Bentuknya mirip jam pasir dan biasanya terbuat sepenuhnya dari kaca dengan pelindung pada bagian tengahnya.
Kertas saring untuk chemex juga berbeda dengan flat bottom drip dan V60, teksturnya lebih tebal dengan ukuran yang lebih panjang dan besar. Hasil seduhan chemex umumnya menghasilkan kopi yang cerah warnanya, dengan rasa yang lembut, dan aftertaste yang clean.
4. Siphon
![]() |
Jika dilihat secara kasat mata, alat seduh kopi bernama siphon memiliki perawakan yang paling rumit. Ciri khas siphon terletak pada bola tabung yang menggantung dengan kompor kecil di bagian bawahnya.
Siphon menerapkan cara menyeduh kopi dengan merebusnya hingga mendidih. Nantinya air yang sudah panas akan berubah menjadi uap, melewati filter yang sudah dimasukkan bubuk kopi, dan menghasilkan seduhan kopi setelah uapnya mendingin.
Para pengguna siphon mempercayai bahwa hasil kopinya akan lebih tajam tetapi dengan aftertaste yang clean. Salah satu teknik yang menggunakan siphon dapat dilihat pada Japanese coffee.
5. French press
French press dipercaya sebagai alat seduh yang pertama kali populer di kafe di Perancis. Alat seduh ini sebenarnya cukup mudah untuk digunakan sehingga juga disarankan bagi home brewer yang ingin menyeduh kopinya sendiri di rumah.
Untuk menggunakan french press cukup memasukkan bubuk kopi dan sejumlah air panas sesuai dengan rasio yang diinginkan. Diamkan selama 2-3 menit hingga kopi terseduh dengan sempurna. Secara perlahan tekan bagian penyaring di tengah untuk memisahkan kopi dan ampas.
French press sekilas memiliki metode yang mirip dengan tubruk, bedanya pada akhir penyeduhan ampas kopi dan airnya akan dipisahkan. Metode yang satu ini biasanya cocok untuk menyuguhkan kopi yang lebih tebal dan kuat rasanya.
Baca juga: Menu 'All You Can Eat' Ternyata Berasal dari Budaya Romawi Kuno
(dfl/adr)