7 Hidangan Tradisional Lebaran yang Kini Mulai Langka

7 Hidangan Tradisional Lebaran yang Kini Mulai Langka

Diah Afrilian - detikFood
Minggu, 07 Apr 2024 17:30 WIB
7 Hidangan Tradisional Lebaran yang Kini Mulai Langka
Foto: Istimewa

4. Sambai Oen Peugaga

Masyarakat Aceh meyakini sambai oen peugaga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Tetapi menu makanan ini hanya disajikan selama bulan ramadan hingga hari lebaran Idul Fitri saja dan akan sulit ditemukan di hari-hari lain.

Aceh Tourism menyebut ada 44 bahan utama untuk membuat hidangan khas Serambi Mekah ini. Akibat berbagai bahan utama yang mulai punah, hidangan ini juga lambat laun semakin langka karena tak lagi bisa dibuat sesuai resep aslinya.

5. Sokko Palopo

Sokko palopo hanya dibuat dan bisa ditemukan dengan mudah di Makassar. Camilan manis yang dilengkapi dengan cocolan kuah gula merah ini disebut oleh Good News From Indonesia termasuk hidangan yang mulai sulit ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sokko palopo hanya disajikan pada acara tertentu dan perhelatan besar saja, seperti pernikahan, lebaran, atau pesta yang diadakan oleh masyarakat Bugis. Konon camilan yang satu ini disebut sebagai simbol rasa syukur manusia kepada Tuhannya.

7 Hidangan Tradisional Lebaran yang Kini Mulai LangkaMasyarakat Sambas mengenal kue putu ratteh yang mulai langka. Foto: Istimewa

6. Kue Putu Ratih

Putu ratih atau putu ratteh merupakan penganan khas yang dibuat oleh masyarakat Kalimantan dengan sentuhan budaya Melayu khususnya di Sambas. Kue dengan bahan dasar padi dan gula merah ini akan selalu disajikan untuk menyambut tamu yang datang ketika hari lebaran tiba.

ADVERTISEMENT

Tetapi putu ratteh tak bisa dibuat oleh sembarang orang, dibutuhkan keahlian khusus sehingga ada beberapa tenaga ahli yang akan memproduksi putu ratteh setiap jelang lebaran. Tekniknya yang sulit dipelajari ini membuat kudapan tersebut kian terancam punah.

7. Kembung Betelok

Kembung betelok berawal dari tradisi masyarakat Bangka yang mengolah ikan kembung dengan isian daging yang dibuat mirip seperti telur ikan yang mencuat keluar. Ikan ini disajikan tanpa duri dan tulang sehingga sederhana dan tidak akan sulit untuk menyantapnya.

Kembung betelok menggunakan terasi khusus dari Toboali yang terkenal sebagai daerah penghasil terasi terbaik di Pulau Bangka. Mencari hidangan ini sudah begitu sulit di Bangka, bahkan jika ingin menyantapnya di tempat makan tradisional sekalipun kamu harus menelepon untuk memesannya terlebih dahulu.



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]

(dfl/odi)

Hide Ads