Penemuan makanan kuno di Turki baru-baru ini tengah menarik perhatian. Makanan itu berupa roti mentah seukuran telapak tangan, yang diperkirakan usianya 8.600 tahun!
Meskipun zaman sudah berkembang, tetapi para arkeolog atau imuwan tampaknya masih berusaha mencari benda-benda zaman dahulu. Peninggalan arkeologi yang digali di seluruh dunia juga terus menghadirkan kisah menarik.
Penemuan mereka beragam, tidak hanya benda bersejarah tetapi banyak juga makanan bekas tidak terduga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa lalu para ilmuwan sempat menemukan remahan roti berusia 14.400 tahun di Yordania. Namun, baru-baru ini, para arkeolog menemukan potongan roti di Istanbul, Turki.
Rotinya seukuran telapak tangan, bentuknya bulat dan masih dalam keadaan seperti adonan atau mentah. Diketahui, roti mentah itu umurnya sudah mencapai 8.600 tahun. Roti ini pun dijuluki sebagai roti tertua di dunia, lapor slurrp.com (12/03).
Penemuan roti ini menimbulkan banyak dugaan sekaligus mendorong para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknik pembuatan roti yang digunakan masa itu.
![]() |
Menurut laporan, roti itu dibuat dengan teknik memasak yang digunakan manusia pada tahun 6600 SM. Para ilmuwan menemukan roti bulat dengan residu spons, bersamaan dengan barley, kacang polong, dan biji gandum utuh.
Tampaknya adonan roti ini telah difermentasi semacam sourdough. Menurut siaran pers Pusat Penelitian dan Penerapan Sains dan Teknologi Universitas Necmettin Erbakan (BITAM) Turki, roti yang ditemukan di situ Catalhoyuk ini merupakan roti fermentasi mentah tertua di dunia.
Arkeologi Ali Umut Turkcan, kepala delegasi Penggalian dan profesor di Universitas Anadolu di Turki mengungkap, "Ini adalah versi yang lebih kecil dari loaf bread. terdapat bekas tekanan jari di bagian tengahnya, belum dipanggang, tetapi telah difermentasi dan bertahan hingga saat ini dengan pati di dalamnya."
Penemuan roti fermentasi tertua ini pun cukup mengejutkan, karena belum ada contoh penemuan serupa.
Para arkeolog juga menemukan beberapa kecurigaan.
![]() |
Ahli biologi Salih Kavak dari Universitas Gaziantep di Turki menemukan hasil dari mikroskopis jika roti ini dibuat dari tepung dan air yang bercampur menjadi satu, dan roti disiapkannya di sebelah oven. Lalu didiamkan beberapa saat untuk difermentasi.
Meskipun mengejutkan, tetapi penemuan ini juga menggembirakan banyak ilmuwan. Sebab, belum pernah ada penemuan serupa di tempat lain. Hal ini pun memungkinkan mereka melakukan studi mendalam tentang praktik kuliner masa lalu.
Sebelum penemuan roti fermentasi ini, tahun 2018 sebuah situs di Black Desert Yordania yang disurvei para ilmuwan menemukan remahan roti berusia 14.400 tahun.
Remahan ini datang dari sisa-sisa pembakaran yang menurut analisa, terbuat dari serealia liar, seperti einkorn, barley, dan oats.
(aqr/adr)