Daging babi populer dikonsumsi di negara Barat, tapi tidak di belahan negara lain. Terdapat 4 alasan utama mengapa jutaan orang di dunia tidak memakan daging babi.
Daging babi tergolong jenis daging hewan yang dapat dikonsumsi. Daging babi bahkan populer di negara-negara Barat dengan beberapa bagian dan olahannya terkenal enak, seperti pork belly hingga bacon.
Namun jika melihat secara keseluruhan, banyak juga negara yang warganya tidak mengonsumsi daging babi. Lalu mereka yang sebenarnya bisa makan daging babi pun kerap memilih absen melahapnya karena berbagai alasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jutaan orang di dunia tidak mengonsumsi daging babi karena berbagai alasan, dari kepercayaan agama hingga alasan etis terkait lingkungan. Ini menjadikan daging babi kurang populer dibanding daging sapi maupun daging ayam.
Mengutip Chowhound (29/2/2024), ini 4 alasan daging babi tak dimakan jutaan orang di dunia:
1. Alasan agama dan kepercayaan
Alasan utama banyak orang tak makan daging babi adalah soal agama dan kepercayaan. Dalam Islam jelas tertulis di Alquran kalau muslim tak boleh makan babi. Hal ini tertuang dalam beberapa surat, salah satunya Al-Maidah Ayat 3 yang artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlΔm (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik."
Tak hanya itu, dalam kepercayaan Yahudi (Judaisme) yang punya aturan makan kosher, babi tergolong binatang kotor. Dalam kosher, sebuah binatang harus mengunyah makanannya dan memiliki kuku yang terbelah untuk bisa dikonsumsi. Meskipun kuku babi terbelah, mereka tidak mengunyah makanannya, sehingga babi terlarang menurut kosher.
Lalu pada Kristen Advent, konsumsi daging babi juga terlarang bagi umatnya. Mereka mengacu pada kitab Yesaya 6 ayat 17 yang mengatakan bila babi serta tikus akan lenyap sekaligus.
2. Alasan jalani pola makan vegan
![]() |
Saat ini semakin banyak orang beralih jadi vegan atau setidaknya mengurangi konsumsi daging hewan, termasuk babi. Hal ini terkait kesehatan maupun rasa cinta terhadap lingkungan.
Bagi kaum vegan, mereka tidak melahap daging hewan karena menganggap hewan juga makhluk hidup yang punya perasaan. Kejam rasanya menurut mereka melahap hewan sebagai daging atau diolah menjadi produk turunan seperti susu dan keju.
Bagi vegan sejati, mereka bahkan menghindari produk sehari-hari yang mengandung hewan. Contohnya tidak pakai baju atau sepatu berbahan kulit atau tidak membeli barang yang diketahui menggunakan hewan dalam proses produksinya.
Alasan jutaan orang di dunia tidak mengonsumsi daging babi ada di halaman selanjutnya.
3. Alasan kesehatan
Alasan lain yang membuat jutaan orang di dunia tidak mengonsumsi daging babi adalah karena kesehatan. Makan olahan daging babi atau daging babi yang diawetkan terbukti memicu kanker karena kandungan nitrit.
Lalu babi disebut mengandung parasit yang jika termakan dapat membahayakan kesehatan. Parasit yang umum adalah cacing trichinella. Dampaknya, seseorang dapat merasakan gejala infeksi seperti sakit kepala, badan lemas, demam, hingga mata merah.
Beberapa ahli kesehatan juga mengungkap konsumsi babi dapat menyebabkan inflamasi karena asam lemak omega 6 yang tinggi. Inflamasi memicu penyakit lebih serius seperti arthritis dan penyakit jantung.
4. Alasan lingkungan
![]() |
Banyak pencinta lingkungan tak lagi mengonsumsi daging hewan karena proses ternak merugikan lingkungan, termasuk pada peternakan babi. Laporan Biological Diversity mengungkap rata-rata biaya lingkungan tahunan dari konsumsi bacon per orang mencapai 1,050 pounds (0,4 kg) karbon dioksida.
Lalu survei Live Kindly mengungkap hampir 50% orang dewasa muda menghindari makan daging, termasuk babi, karena dampaknya terhadap lingkungan. Ketertarikan terhadap veganisme telah meningkat sebesar 600% dalam beberapa tahun terakhir, yang merugikan industri daging sebesar $20 miliar pada tahun 2020.
Selain itu, peternakan babi disebut tak hanya merugikan babi, tapi juga kehidupan pekerja peternakan. Sebab suara babi terkenal menggelegar. Para pekerja juga kerap alami penyakit pernapasan dan rawan terpapar bakteri salmonella yang 'berkeliaran' di peternakan babi.