Jajanan pasar selalu menjadi sajian khas di masing-masing daerah. Tapi tahukah kalian, jajanan pasar memiliki asal-usul atau sejarah unik?
Secara umum, jajanan pasar dan aneka kuliner lainnya adalah hasil akulturasi dengan kebudayaan bangsa pendatang, seperti China atau bangsa Portugis dan Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Dalam artikel ini akan kita ulas 12 jajanan pasar khas Nusantara lengkap dengan asal-usul atau sejarahnya yang unik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jajanan Pasar Nusantara dan Asal-usulnya
Simak 12 jajanan pasar khas Nusantara dan asal-usulnya berikut ini:
1. Kue Putu
![]() |
Kue putu atau puthu dibuat dari tepung beras, kelapa, dengan isian gula merah. Yang khas dari kue ini adalah dijual dengan gerobak yang bisa bersiul. Suara siulan ini muncul dari tempat pengukusannya.
Kue ini rupanya sudah dikenal di China sejak ratusan tahun lalu. Di 'China Silk Museum', Hangzhou, China, dapat dilihat resep pertama kue ini dibuat sejak masa Dinasti Ming (1368-1644).
Dulunya kue ini berisi kacang hijau sesuai namanya 'xianroe xiao long' yang artinya kue dari tepung beras yang diisi kacang hijau. Makanan ini dibawa oleh para pendatang dari China ke Indonesia, kemudian dimodifikasi menjadi kue berisi gula jawa.
Sementara dalam catatan sejarah Indonesia, kue puthu sudah populer sejak tahun 1814 karena tercatat dalam Serat Centhini di masa kerajaan Mataram.
2. Serabi
![]() |
Serabi dikenal di sejumlah daerah, antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Kue ini memiliki cita rasa gurih dan manis. Serabi ada yang dibuat dari tepung beras dan ada yang tepung terigu.
Serabi Solo menggunakan campuran santan sehingga rasa gurihnya sangat kuat. Cara menikmatinya langsung dimakan tanpa kuah. Sedangkan di Bandung dan Ponorogo, serabi dinikmati dengan tambahan kuah manis atau gurih.
Sejarah serabi ada banyak versinya. Ada yang menyebut serabi dipengaruhi oleh pedagang India karena mirip dengan kue appam khas India. Seperti kue putu, nama kue serabi juga tertulis beberapa kali dalam Serat Centhini.
Sementara berdasarkan sejarah Serabi Notosuman Solo yang dilansir dari situs Kemdikbud, asal-usul serabi berawal dari ketidaksengajaan.
Pendiri Serabi Notosuman, Ny Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan awalnya hanya diminta membuat apem oleh tetangga. Karena diminati, mereka mulai berjualan.
Suatu hari, seorang pelanggan minta dibuatkan apem yang bentuknya lebih pipih. Pelanggan itu lalu menyebutnya serabi. Sejak saat itu, apem pipih tersebut disebut serabi.
3. Kue Lumpur
![]() |
Kue lumpur adalah jajanan pasar yang dapat ditemukan di berbagai daerah. Disebut lumpur karena teksturnya lembut dan licin. Makanan ini dibuat dari santan, terigu, margarin, dan gula, sehingga rasanya manis.
Konon kue ini dibawa oleh bangsa Portugis saat menjajah Indonesia. Kue tersebut bernama pasteis de nata Portugis yang dibuat dari custard susu dan kuning telur.
Di Indonesia, bahannya dimodifikasi dengan bahan lokal dan diberi nama kue lumpur.
4. Kue Lumpang
![]() |
Dilansir dari detikSumut, kue lumpang adalah kue basah khas Palembang. Bahan pembuatnya adalah dari tepung beras. Warna hijaunya dari daun pandan dan daun suji yang dilarutkan. Rasa kue ini manis dan disajikan dengan kelapa parut yang gurih.
Asal-usul nama 'lumpang' adalah karena kue ini membentuk lubang di tengah dengan sendirinya saat dikukus. Bentuknya pun mirip wadah 'lumpang' untuk menumbuk padi.
5. Onde-Onde
![]() |
Siapa tak kenal onde-onde? Kue ini dikenal di seluruh Indonesia. Kue ini khas dengan wijen pada kulit luar onde-onde.
Di dalamnya terasa lembut dengan isian kacang hijau. Namun di beberapa daerah, onde-onde digunakan untuk menyebut kue klepon yang isinya gula merah.
Kue ini berasal dari China, tepatnya pada masa Dinasti Zhou (1045 - 256 SM). Mulanya, onde-onde dibuat untuk disajikan kepada para tukang kayu dan tukang batu yang membangun istana.
Pada masa Dinasti Tang, kue ini disebut ludeui. Masyarakat China Utara mengenal onde-onde dengan sebutan matuan. Ada juga yang menyebutnya dengan ma yuan dan jen dai.
6. Kue Cubit
![]() |
Kue cubit banyak dikenal di Jakarta sebagai makanan khas Betawi. Kue ini diyakini telah dipengaruhi Belanda saat menjajah Indonesia. Kue ini mirip dengan poffertjes, baik dari bentuk dan rasanya.
Makanan ini bisa dikatakan sebagai mini pancake dengan bahan tepung terigu, telur, gula, air, dan bahan lainnya. Cara memasaknya membutuhkan wajan khusus. Kue ini telah dimodifikasi memiliki berbagai topping.
7. Kue Pancong/Gandos
![]() |
Kue pancong populer sebagai jajanan khas Betawi. Makanan ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Namun arti dari pancong sendiri masih belum diketahui secara pasti.
Ada yang menyebut pancong berarti pantatnya dicongkel karena saat matang, bagian bawah kue dicongkel. Ada juga yang mengatakan kue ini dulu bernama pancung yang berarti panganan kacung karena dulu dinikmati rakyat kecil.
Kue ini memiliki banyak nama di berbagai daerah. Di Bandung disebut bandros, di Solo disebut gandos, di Surabaya disebut rangin, di Bojonegoro disebut tratak jaran, dan di Bali dikenal dengan sebutan daluman.
Makanan ini berbentuk mirip pukis yang bentuknya seperti bulan sabit. Namun rasanya sangat berbeda, karena kue pancong dibuat dari tepung beras, santan, dan gula.
8. Odading
![]() |
Odading adalah jajanan pasar asal Bandung. Di Jawa, ini disebut gembukan atau bolang-baling. Odading dibuat dari tepung terigu, telur, dan gula. Disebut juga roti goreng karena dimasak secara sederhana, tanpa isian.
Nama odading konon berasal dari kisah sebuah keluarga Belanda yang tinggal di Indonesia. Anak dari keluarga itu tersebut meminta ibunya untuk membelikan jajanan tersebut.
Karena tak tahu namanya, sang ibu mengatakan 'O, dat ding' yang artinya 'O yang itu'. Roti goreng itu pun dikenal sebagai odading hingga sekarang.
9. Jalangkote
![]() |
Jalangkote adalah jajanan yang berasal dari Makassar. Meski mirip dengan pastel, makanan ini memiliki perbedaan.
Isiannya adalah wortel, ubi, tauge, telur, bihun, mie, dan daging. Jalangkote disajikan dengan sambal cair dari campuran cabai dan cuka.
Dilansir dari laman Kemdikbud, makanan ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Kepada detikSulsel, budayawan Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Firman Saleh, SS, SPd, M.Hum, menyebut nama jalangkote memiliki sejarah unik.
Dahulu jalangkote dijajakan oleh anak-anak yang berkeliling. Mereka suka berteriak 'jalang' yang berarti jalan dan 'kote' yang berarti teriakan atau tiruan bunyi ayam.
10. Kue Lontar
![]() |
Kue lontar adalah makanan khas Papua yang mirip pie susu namun berukuran lebih besar. Kue ini sering disajikan saat hari besar, seperti Natal dan sebagai menu takjil di bulan Ramadhan.
Kue ini dibuat dari terigu, margarin, vanili, dan susu. Adonan dicetak menggunakan piring keramik sehingga berbentuk bundar dan berukuran sekitar 20 cm. Tekstur kue ini lembut di dalam dan renyah di kulit luarnya.
Dikutip dari indonesia.go.id, kue lontar dibawa masuk oleh tentara Hindia Belanda sejak 1910 silam. Nama aslinya berbahasa Belanda yaitu ronde taart atau yang berarti kue bundar. Oleh orang Papua, kue ini disebut kue lontar.
11. Lumpia
![]() |
Lumpia adalah jajanan pasar yang bisa ditemukan di Jawa Tengah, yang paling terkenal adalah dari Semarang. Bentuknya mirip sosis jawa, tetapi berisi rebung, telur, daging, dan udang.
Berdasarkan buku Dari Sam Poo Kong ke Lumpia Semarang terbitan Balai Bahasa Jawa Tengah, yang dilansir dari detikJateng, asal-usul lumpia Semarang berawal ketika seorang lelaki Tionghoa bernama Tjoa Thay Joe tinggal menetap di Semarang.
Dia menjual makanan berisi daging babi dan rebung. Suatu hari dia jatuh cinta dengan Wasih yang berjualan makanan serupa namun bercita rasa manis dan berisi kentang dan udang.
Mereka lalu menikah dan meleburkan usaha mereka menjadi seperti lumpia sekarang ini. Nama lumpia diambil dari lokasi jualan mereka di Olympia Park. Tempat ini merupakan pasar malam zaman Belanda.
12. Getuk
![]() |
Getuk atau gethuk ini sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Karena kesulitan bahan makanan, masyarakat lokal Magelang, Jawa Tengah, yang dipelopori Mbah Mohtar membuat makanan dari singkong.
Makanan ini disebut getuk lindri. Nama getuk diambil dari suara 'tuk-tuk' yang dihasilkan dari proses menumbuk singkong hingga halus. Nama 'lindri' diambil dari nama alat penggulung getuk.
Nah, itulah tadi 12 jajanan pasar Nusantara yang tak cuma enak, tetapi juga memiliki asal-usul yang unik.
(bai/inf)