Tawarkan Sistem Pembayaran Nontunai, Toko Roti Ini Malah Dihujat

Tawarkan Sistem Pembayaran Nontunai, Toko Roti Ini Malah Dihujat

Atiqa Rana - detikFood
Selasa, 09 Jan 2024 13:00 WIB
Toko roti dihujat
Foto: facebook/Google Maps
Jakarta -

Toko roti di Milton, Australia menjadi toko roti pertama yang menawarkan pembayaran nontunai (cashless). Namun, rupanya penawaran itu justru mengundang hujatan seperti ini.

Transformasi digital ikut mempengaruhi cara transaksi antara pembeli dan penjual. Terlebih setelah berkembangnya pembayaran melalui barcode atau dompet digital, akhirnya banyak orang lebih memilih untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu atau dompet digital saja.

Dengan hal ini, banyak restoran atau tempat makan yang menyesuaikan. Mereka akhirnya menawarkan pembayaran nontunai bagi para pelanggan. Pelanggan tidak perlu repot repot membawa uang tunai, hanya perlu membawa kartu atau bahkan ponsel pintar mereka saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi sebagian orang, pembayaran non-tunai (cashless) ini lebih praktis. Namun, rupanya tidak semua orang menyukai dan terbiasa dengan pembayaran nontunai. Pasalnya, sebuah toko roti di Australia ini telah mendapat hujatan karena toko roti itu menawarkan pembayaran nontunai.

Toko roti Heritage Bakery berlokasi di Milton, New South Wales, South Coast, Australia ini lah yang sedang disorot. Di daerah tersebut, toko roti ini yang pertama kali memperkenalkan pembayaran nontunai.

ADVERTISEMENT

Toko roti itu juga menyiapkan papan dengan tulisan yang mengundang reaksi beragam.

Mereka menulis, "Toko roti Australia pertama yang menawarkan pembayaran nontunai. Pembayaran nontunai sangatlah mudah dan rapi. Pembayaran nontunai juga akurat. Terima kasih telah beradaptasi."

Toko roti dihujatIni dia papan yang dibuat toko roti tersebut terkait klaim pembayaran non-tunai mereka. Foto: facebook/Google Maps

Awalnya, toko roti itu tidak mendapat masalah apapun. Sampai ada seorang pelanggan yang diam-diam memotret papan tersebut dan mengirimnya ke media sosial.

Unggahan papan toko roti itu pun diberi keterangan, "Untuk kota pedesaan, saya rasa mereka sangat banggaa dengan ini...Masing-masing punya sendiri tapi semoga beruntung ketika sistem mereka mati."

Unggahan ini pun menarik perhatian banyak orang. Banyak netizen marah dengan keputusan bisnis kecil tersebut.

Seorang netizen berkomentar "Pembayaran non-tunai memang cepat, sampai adanya pemadaman listrik! Pembayaran non tunai bersih, jadi maksudnya mereka mengelap mesin EFTPOS setiap setelah digunakan? Pembayaran non-tunai akurat, jadi tidak akan pernah ada yang membuat error?"

Toko roti ini baru dibuka kembali setelah renovasi. Dibangun pada bangunan bersejarah, tetapi tampilannya tidak seperti bangunan baru yang modern. Pemiliknya, Bryan Wareham mengungkap kepada 7NEWS.com.au (05/01), jika toko roti itu telah menerapkan pembayaran nontunai lebih dari enam tahun.

Toko roti dihujatDiketahui toko roti ini sudah menerapkan sistem pembayaraan non-tunai sejak enam tahun lalu. Foto: facebook/Google Maps

Cashless atau pembayaran nontunai ini dipilih setelah melihat banyaknya kasus pembobolan uang tunai. Dengan menerapkan sistem ini, mereka yakin bisa membuat pegawai lebih aman. Sistem point of sale mereka juga memungkinkan penjualan melalui internet.

Pihak toko roti menjelaskan seperti itu, meskipun mereka mengerti tidak semua orang cocok dengan pilihan seperti ini.

Unggahan foto Heritage Bakery ini telah meraih 600 komentar netizen, dimana sebagian dari mereka tampak menghujat toko roti tersebut, terutama mereka yang pro dengan pembayaran tunai.

Seorang netizen berkomentar, "Saya harap mereka bangkrut dan kehilangan semuanya, hal ini mungkin membuat mereka belajar."

Keributan ini muncul hampir sebulan setelah Gubernur Reserve Bank of Australia, Michelle Bullock berbicara di Australian Payments Network Summit tentang perubahan sikap terhadap uang tunai di Australia.

Menurutnya, sistem pembayaran nontunai ini justru memberi manfaat konsumen dan dunia usaha karena lebih fleksibel. Ditambah, sistem ini lebih mudah digunakan.

Michele Bullock menambahkan, "Penggunaan uang tunai untuk pembayaran telah menurun selama bertahun-tahun karena konsumen beralih ke pembayaran digital"

Namun, ia juga paham jika pembayaran elektronik lebih besar bisa menambah biaya pembayaran bagi bisnis. Oleh karena itu, RBA tetap memberi prioritas tinggi pada masyarakat untuk terus memiliki akses yang wajar terhadap layanan penarikan dan penyimpanan uang tunai.

Karena menurutnya uang tunai masih menjadi alat pembayaran penting bagi sebagian orang, dan digunakan secara luas untuk pencegahan atau penyimpanan kekayaan.




(aqr/adr)

Hide Ads