Restoran di Vietnam yang terkenal menyajikan sup daging kucing ini akhirnya ditutup. Sebelumnya restoran ini diketahui menyembelih ratusan kucing untuk dimasak.
Konsumsi daging kucing memang bukan hal yang baru lagi, terutama di beberapa negara seperti di Asia. Meski kini kebanyakan negara sudah mengambil langkah tegas untuk melarang konsumsi daging kucing dan hewan liar lainnya, tapi masih ada beberapa orang yang tetap menyantap daging kucing ini.
Dilansir dari DailyMailUK (26/12), baru-baru ini restoran Gia Bao yang ada di kota Thai Nguyen, Vietnam akhirnya resmi ditutup. Restoran ini terkenal dengan menu daging kucingnya yang dijadikan sup dan hidangan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama lebih dari lima tahun restoran Gia Bao yang dimiliki oleh Pham Quoc Doanh ini beroperasi layaknya restoran biasa. Pham menyebutkan bahwa restoran ini dibuat untuk memberi makan keluarganya.
"Saya mulai menjual daging kucing karena di restoran ini tidak ada yang menyajikannya," jelas pria berusia 37 tahun tersebut.
![]() |
"Saya bersungguh-sungguh ingin meninggalkan bisnis daging kucing yang kejam ini dan membuat usaha lain secepat mungkin. Ketika saya memikirkan ribuan kucing yang telah saya sembelih dan saya masak di sini selama bertahun-tahun hal itu membuat saya sedih," sambung Pham.
Menurutnya pencurian dan penjualan kucing di Vietnam sangat lumrah. Kebanyakan kucing yang diolah jadi makanan adalah kucing liar hingga kucing peliharaan yang dicuri.
Pham mengaku bahwa selama restorannya beroperasi dia bisa menyembelih 300 ekor kucing dalam sebulan, dagingnya kemudian ia masak sebagai sup di restorannya.
Setelah menghubungi pihak organisasi pecinta hewan 'Humane Society International' (HSI), Pham mendapatkan bantuan untuk mendirikan toko kelontong dan menutup restorannya. Akhirnya pada tanggal 6 Desember lalu, dia secara simbolis merobek spanduk di depann restorannya dan memulai usaha baru.
![]() |
Di Vietnam sendiri konsumsi daging kucing masih cukup tinggi dibandingkan negara lainnya. Estimasinya ada satu juta ekor kucing yang dibunuh setiap tahunnya untuk diambil dagingnya di Vietnam.
Begitu juga dengan tingkat pencurian hewan peliharaan yang tinggi di Vietnam mencapai lebih dari 87% dari survei yang dilaklukan. Sementara pemerintah Vietnam sendiri kesulitan untuk mengurai masalah ini, karena permintaan daging kucing dan anjing tetap banyak peminatnya.
Lewat kampanye 'Models for Change Programme', organisasi HSI membantu untuk menyelamatkan kucing di Vietnam agar tidak dibunuh atau disembelih.
"Pham berbicara kepada kita bahwa dia sangat semangat untuk mencari uang demi keluarganya tanpa harus membunuh hewan lagi. Dia sudah tidak tega melakukannya," pungkas perwakilan dari HSI.
Sebelumnya pemerintah Korea Selatan baru saja mengumumkan rencana mereka untuk melarang konsumsi daging anjing. Setelah langkah ini sempat gagal.
(sob/odi)