Salah ketik angka saat akan membayar makanan. Pembeli ini tak sengaja bayar Rp 8,7 juta untuk makanan yang dibelinya di kedai kaki lima.
Di Singapura, Hawker Centre atau pujasera makanan jadi tempat makan gaya kaki lima yang favorit. Harga makanan yang ditawarkan di Hawker Centre cukup beragam, yang pastinya jauh lebih murah ketimbang makan di restoran atau di food court mall.
Sama seperti di Indonesia, hampir seluruh penjual makanan di Singapura sudah menerima pembayaran non tunai lewat dompet digital. Cara pembayarannya cukup mudah, pembeli hanya perlu scan QR code untuk melakukan pembayaran.
Tapi salah satu kelemahannya adalah pembeli bisa salah memasukkan angka pembayaran, yang bisa merugikan pihak pembeli ataupun penjual. Seperti kisah yang dibagikan pemilik kedai makan Wang Fu Roasted Delight, di Lucky Plaza, Singapura.
Dilansir dari AsiaOne (12/12), Wang Fu Roasted Delight baru-baru ini membagikan unggahan di Facebook milik mereka untuk mencari pembeli yang kelebihan membayar makanan. Sang pemilik bernama Victor Ng menyadari ada satu transaksi pembelian yang jumlahnya terlalu besar.
Pembeli yang sampai sekarang masih tidak diketahui identitasnya ini sepertinya salah memasukkan angka saat membayar makanannya. Seharusnya pembeli ini membayar SGD 7.50 (Rp 87 ribu), tapi yang masuk justru SGD 750 (Rp 8,7 juta).
Selisih yang cukup banyak ini membuat Victor panik dan ingin mengembalikan kelebihan uang milik pembeli tersebut. Sayangnya, di kedainya belum ada CCTV jadi sulit untuk mengindentifikasi para pembeli yang datang ke kedainya.
Selain itu ini merupakan kejadian pertama yang terjadi di Wang Fu Roasted Delight, yang spesialis menyajikan hidangan daging panggang.
Victor juga menjelaskan bahwa dirinya sudah menghubungi pihak Nest, selaku dompet digital yang digunakan untuk transaksi di kedainya. Namun pihak Nest ternyata tidak menyimpan data rekening atau informasi seputar nasabah dari transaksi yang masuk tersebut.
"Saat itu restoran sedang ramai, jadi pegawai kami tidak yakin, pembeli mana yang salah memasukkan pembayaran," ungkap Victor.
"Pihak Nest bilang mereka tidak menyimpan informasi personal dari pengguna yang melakukan transaksi. Jadi mereka menyarankan kita untuk mencari pembeli tersebut dan melakukan transaksi secara manual," pungkas Victor.
Victor sendiri sampai sekarang masih berusaha mencari pembeli tersebut, dengan memberikan informasi ini ke media sosial hingga di kedainya. Tapi jika pembeli tersebut tidak kunjung ditemukan, Victor berencana mendonasikan uang tersebut untuk amal.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(sob/odi)