Seorang pengunjung wanita marah setelah melihat keganjalan di tagihan makannya. Ia pun menuduh restoran curang karena tagihan makannya menjadi sangat mahal.
Belakangan ini banyak masalah terjadi antara pihak restoran dengan pengunjung. Penyebabnya beragam, tetapi sebagian pengunjung mengeluh karena biaya makan di restoran yang semakin mahal.
Mereka mengeluh karena terkadang ditagih biaya yang sebenarnya tidak sesuai dengan menu atau tagihan awal. Hal ini membuat mereka curiga dan tidak terima dengan tagihan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung wanita anonim diketahui makan di sebuah restoran mewah Barbetta, di Sydney, Australia. Di sana ia dan temannya memesan hidangan Lasagna, Rigatoni al Ragu Di Wagyu, Cold Brew, dan Mocha.
Momen makannya pun berjalan dengan lancar sampai wanita dan temannya ini hendak membagi biaya makan mereka. Karena mereka membayar dengan sistem 'split bill' atau pisah bill sehingga perlu mengecek kembali harga dari setiap menu yang mereka pesan.
Saat mengecek bill-nya di rumah, wanita itu pun menemukan harga pesanan makanannya tidak sesuai dengan yang tertera pada buku menu. Sejumlah menu ditagih dengan harga yang lebih mahal.
Misalnya, hidangan Best Ever Lasagna yang tadinya dibanderol dengan harga 36 AUD (Rp 360 ribu), pada tagihan menjadi 39 AUD (Rp 380 ribu). Hidangan wagyunya pun awalnya hanya 37 AUD (Rp 370 ribu), tetapi menjadi 40.70 AUD (Rp 407 ribu). Perbedaan ini jelas membuat pengunjung kesal dan curiga dengan sikap restoran.
Menurut wanita ini, restoran mewah itu sengaja menambahkan pajak GST atau di Indonesia dikenal dengan pajak pertambahan nilai (PPN) ke menu makanan mereka.Pasalnya, pengunjung wanita ini menemukan perhitungan yang sama jika menu ditambah 10% GST.
![]() |
Pengunjung yang sudah kesal itu pun mengungkap, "Tidak pernah melihat taktik seperti ini sebelumnya, tetapi saya baru sadar saat sampai rumah."
Sebenarnya, makanan yang ditawarkan restoran itu menurutnya enak, tetapi ia kurang terima dengan kecurangan penambahan pajak itu.
Menanggapi kemarahan pengunjung, pihak manajemen Barbetta buka suara. Mereka menyebut tuduhan tersebut tidak benar. Menjelaskan, biaya tambahan itu adalah biaya 10% yang memang khusus ditambahkan ke menu setiap hari Minggu. Manajemen restoran menambahkan kalau pada menu terlihat jelas di hari Minggu dan hari libur berlaku penambahan biaya, lapor au.news.yahoo.com (09/11).
Menurut Australian Competition and Consumer Commission (ACCC), banyak restoran dan kafe yang memberlakukan penambahan biaya di hari-hari tertentu, biasanya pada akhir pekan dan libur nasional. Praktik penambahan biaya ini legal asalkan memang ditulis dengan jelas, sehingga pengunjung tidak salah mengira.
![]() |
Meskipun sudah ada klarifikasi dari restoran, pengunjung wanita ini tetap mengklaim tidak melihat indikasi penambahan biaya apapun di menu. Pengunjung mengaku tagihan itu membuatnya bingung karena sejumlah biaya tambahan, termasuk pajak GST tersebut.
Wanita ini tampaknya bingung karena biasanya, tambahan biaya pajak ditulis di bawah daftar rincian pesanan. Kemudian dijumlah dengan harga pesanan, dan menjadi biaya total keseluruhan.
Kepada Yahoo News Australia, pakar konsumen Gary Mortimer mengungkap, sistem penambahan biaya pajak yang dilakukan oleh restoran Barbetta ini memang berbeda. Namun, tidak ada kecurangan yang terjadi dalam kasus ini.
Di Australia, pengunjung yang merasa ada keganjalan terhadap biaya makannya di restoran atau kafe bisa melaporkannya ke ACCC. Sampai saat ini pun belum diketahui apakah permasalahan antara pengunjung wanita itu dengan restoran Barbetta sudah terselesaikan atau belum.
(aqr/adr)