Alami sikap rasisme beberapa pemilik hingga pelanggan restoran ini dihina habis-habisan. Ada yang disamakan dengan binatang hingga mereka yang disebut penjajah.
Perbedaan suku dan budaya seharusnya menjadi keberagaman yang saling mengisi kehidupan manusia di dunia. Tetapi bagi mereka yang memiliki kesadaran toleransi yang rendah akan menganggap perbedaan sebagai kekurangan pada seseorang.
Rasisme tak hanya sekadar tentang asal budaya tetapi ada juga yang merendahkan orang lain karena perbedaan agama yang dianutnya. Banyak yang menilai jika orang dari suatu budaya dianggap tak pantas mengoperasikan bisnis kuliner dari negara lain karena dianggap tak memiliki kemampuan yang mumpuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi tidak sedikit juga para pelanggan yang mendapatkan tindakan rasisme ketika membeli makanan atau minumannya. Lima kisah orang yang mengalami rasisme di restoran ini menarik untuk disimak.
Baca juga: Pekerja Restoran Cepat Saji Ungkap Kecurangan Porsi Kentang Goreng
Berikut ini 5 orang yang alami rasisme ketika berada di restoran:
![]() |
1. Pemilik restoran sushi disebut penjajah
Wanita asal Australia yang hijrah ke New York baru saja keluar dari pekerjaan. Sebagai gantinya ia mencoba peruntungan pada dunia bisnis kuliner yang kini digelutinya.
Wanita penyuka makanan khas Jepang ini memilih sushi sebagai menu makanan yang akan disajikan di restorannya. Restorannya diberi nama Sushi Counter dna berlokasi di tengah kota New York yang padat aktivitas.
Tetapi setelah penduduk sekitar mengetahui pemilik restoran itu bukan orang Jepang asli, ia disebut merampas kebudayaan negara lain. Bahkan pemilik restoran tersebut diejek sebagai penjajah yang tak sopan.
2. Pelanggan kafe diejek 'monyet'
Sebagai salah satu pelanggan setia dari jejarin kafe besar, Starbucks, seorang wanita bernama Monique memesan kopi favoritnya usai makan siang. Segelas Caramel Frappuccino dengan ukuran venti atau yang paling besar dipesan kepada barista yang bertugas menjaga kasir.
Monique menyebutkan namanya dengan jelas dan membayar pesanannya melalui aplikasi Starbucks Reward. Seharusnya data nama Monique tidak mengalami perubahan dan tertulis dengan benar.
Tetapi ketika minumannya jadi Monique melihat gelagat yang aneh dari barista yang enggan menyebutkan nama Monique sebagai pemesan. Ternyata pada gelas minumannya nama Monique dituliskan sebagai Monkey yang berarti kera atau monyet.
Kisah korban rasisme di restoran lainnya ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Restoran Indonesia di Berlin"
[Gambas:Video 20detik]