Seorang pelanggan emosi usai memesan tom yum dari sebuah kedai. Menu yang disajikan berbeda dari foto pada papan menu, penampilannya pun tak menggugah selera.
Tidak bisa dipungkiri jika foto pada papan menu yang ditampilkan membantu pelanggan menentukan menu yang diinginkannya. Maka ada aturan jika foto pada menu tak boleh jauh berbeda dengan penyajian aslinya.
Namun banyak penjual masih menghiraukan perbedaan penyajian akhir sebuah menu dengan foto makanan pada papan menu. Akhirnya banyak pelanggan kecewa setelah menerima makanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seorang pelanggan dengan inisial Gym Rat menceritakan pengalamannya kepada Stomp (12/10). Ia mengaku kecewa setelah menyambangi kedai penjual ban mian di Block 203, Toa Payoh North, Singapura.
Ia memesan menu Seafood Tom Yum Soup seharga Rp 68.000 dan menambah mie kuning seharga Rp 6.000. Sehingga total yang harus dibayarkan menyentuh Rp 74.000 untuk satu porsi tom yum seafood yang komplet.
"Aku memutuskan untuk memesan itu karena papan menu menyebut hidangannya rendah kalori dan bahkan mereka menampilkan stempel pilihan sehat. Fotonya terdapat irisan ikan, dua ekor udang, crabstick, tahu, tomat, dan sayuran di dalam sup," ungkap Gym Rat.
Namun setelah menunggu beberapa saat hingga makanannya disajikan ia malah berujung kecewa. Semangkuk tom yum yang diterima jauh berbeda dengan foto pada menu.
Baca juga: Dari Jualan Pukis, Bong Ngian Beralih Tawarkan Martabak Bangka Sejak 1982
![]() |
"Ini sangat mengecewakan saat aku ingin makanan yang lebih sehat dengan banyak protein, tetapi aku mendapatkan yang sebaliknya karena ikannya digoreng dan tak ada tahu," lanjut Gym Rat.
Dalam mangkuk tom yum yang diterimanya hanya tampak kuah, mie kuning, dua ekor udang, sepotong tahu dan ikan yang telah digoreng. Gym Rat merasa tertipu apalagi label "Pilihan yang Lebih Sehat" seolah meyakinkannya untuk memesan menu tersebut.
Menurutnya penggunaan label untuk makanan yang tidak sesuai dengan fotonya adalah sebuah kesalahan besar. Praktik ini menurutnya sama seperti penipuan yang lolos dari pantauan pemerintah.
Lebih lanjut ia mengaku membeli makanan di kedai tersebut adalah keterpaksaan karena dirinya tak punya waktu banyak untuk memasak di rumah. Namun ia tak menyangka berakhir tertipu oleh penjual makanan yang tak jujur.
(dfl/adr)