Penipuan berkedok jualan makanan semakin marak. Kali ini seorang wanita tertipu hingga ratusan juta rupiah saat akan membeli kue bulan atau mooncake.
Menjelang festival Mooncake yang dirayakan oleh orang China, banyak orang mulai berburu kue yang satu ini sebagai simbol untuk merayakan festival ini. Harga mooncake juga bervariasi, sehingga ketika ada penjual yang menawarkan mooncake dengan harga murah, orang langsung tergiur ingin membelinya.
Kejadian inilah yang menimpa seorang wanita asal Singapura bernama Li. Dilansir dari Asia One (23/09), dirinya saat itu melihat iklan toko online yang menjual mooncake di Facebook.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di iklan itu harga mooncake yang ditawarkan sangat murah. Seperti delapan buah mooncake rasa durian Musang King, harganya hanya SGD 29.90 (Rp 336.170), dari harga normal SGD 56.90 (Rp 639.736).
![]() |
Tak ingin kehilangan harga promo, Li memutuskan langsung memesan dua kotak mooncake. Dia bahkan ingin merekomendasikan toko online ini ke putranya, jika rasa kue yang dibelinya enak atau tidak.
Ketika Li menghubungi penjual, dia dikirim link unduhan aplikasi untuk keperluan pengiriman kue. Dia juga disuruh untuk membayar SGD 1 (Rp 11.300) untuk konfirmasi pesanannya.
"Saya tahu ada banyak modus penipua seperti ini, saya sempat khawatir bahwa uang di rekening saya akan dikuras habis. Jadi saya berbohong ke mereka dan saya bilang saya tidak menggunakan PayNow," jelas Li.
Penjual mooncake ini tetap gigih dan mengatakan akan membantu pembayaran Li. Sampai akhirnya dia setuju untuk mengunduh aplikasi tersebut, dan ponselnya masih berfungsi dengan baik. Sampai akhirnya dia mengecek saldo di rekeningnya dan saldonya masih utuh.
Baru di keesokan paginya, Li menyadari bahwa dia tidak bisa masuk ke aplikasi bank onlinenya. Dia langsung ke ATM terdekat untuk mengeceknya, di sanalah dia sadar bahwa uangnya SGD 76.000 (Rp 854 juta) raib, dan telah ditransfer keluar dari rekening banknya melalui empat transaksi terpisah. Padahal uang itu untuk uang muka pembelian rumah susun yang sudah ditabungnya.
![]() |
"Setelah uangnya hilang, saya tidak tahu harus melakukan apa," tuturnya.
Li mengaku tidak menerima notifikasi apapun lewat SMS atau email tentang transaksi ini. Li juga menyalahkan pihak bank yang tidak bertanggung jawab, karena memiliki sistem yang lemah hingga aplikasi tersebut bisa membobol keamanan rekening nasabah.
Li langsung melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Sampai sekarang, Li merupakan satu dari 750 korban penipuan online ada di Singapura sekarang. Total kerugian dari penipuan online ini diperkirakan mencapai SGD 10 juta (Rp 112 miliar).
(sob/odi)