Kopi dalam Budaya Islam, Minuman Khas Ottoman yang Punya Banyak Variasi

Ngopi Yuk!

Kopi dalam Budaya Islam, Minuman Khas Ottoman yang Punya Banyak Variasi

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Jumat, 18 Agu 2023 07:30 WIB
kopi turki
Foto: VoltageCoffee
Jakarta -

Kopi rupanya erat dengan Islam. Budaya minum kopi konon berasal dari abad 15 di Yaman hingga kopi menjadi minuman istimewa di istana Ottoman.

Membicarakan kopi memang tidak ada habisnya, termasuk soal kaitan kopi dengan budaya Islam. Seperti dikutip dari Bayt Al Fann (17/8), kopi pada awalnya dikonsumsi di negara Islam dan terkait langsung dengan praktik keagamaan.

Misalnya, kopi membantu peminumnya berpuasa di siang hari dan tetap terjaga di malam hari, selama bulan suci Ramadan. Kopi konon sudah dikenal sejak awal abad ke-10 karena diyakini berkhasiat sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktik minum kopi lalu dipopulerkan melalui tarekat Sufi Yaman pada abad ke-15. Kopi kemudian menyebar dari sana ke seluruh negara Muslim, dan kemudian ke Eropa.

Kata "kopi" sendiri baru masuk ke bahasa Inggris pada tahun 1582. Kata ini berasal dari "koffie" dalam bahasa belanda. Siapa sangka "koffie" mendapat pengaruh dari kata "kahve" dalam bahasa Turki Ottoman, yang ternyata berakar dari bahasa Arab yaitu "qahwah" atau (Ω‚Ω‡ΩˆΨ©).

ADVERTISEMENT
Kopi digemari di Istana Ottoman, bahkan menjadi sajian spesial untuk tamu Sultan.Kopi digemari di Istana Ottoman, bahkan menjadi sajian spesial untuk tamu Sultan. Foto: Bayt Al Fann

Tanah kelahiran kopi diyakini adalah Yaman yang kemudian dibawa ke Istanbul pada periode Ottoman. Kopi mendapat sorotan besar dan positif saat itu. Penyajian kopi ala Ottoman juga dinilai elegan.

Pada abad ke-16, Kesultanan Utsmaniyah kemudian membuka kedai kopi pertama di dunia yang lokasinya sekarang dikenal sebagai Istanbul. Orang Arab & Turki Levant menciptakan kedai kopi yang juga menjadi forum diskusi dan sosialisasi.

Budaya minum kopi benar-benar populer di Istanbul pada abad ke-16. Bahkan begitu kopi menjadi populer di istana Ottoman, posisi Kepala Pembuat Kopi dihadirkan. Perannya menyeduh kopi yang sempurna untuk sultan dan tamunya.

Kopi disajikan istimewa dengan cangkir khusus yang motifnya cantik. Hal ini sengaja dilakukan untuk menghormati martabat para tamu sultan.

Kopi awalnya dianggap minuman mencurigakan di Eropa

Kepopuleran kopi akhirnya sampai ke Eropa, tapi awalnya kopi dipandang dengan kecurigaan karena menjadi minuman populer di negara Islam. Bahkan peredaran kopi sempat dilarang.

Namun Paus Clement VIII (1536-1605) bersikeras untuk mencicipinya terlebih dahulu. Setelah mencoba, ia menyetujui peredaran minuman kopi di Eropa.

Kedai kopi pertama di Eropa dibuka di Inggris pada tahun 1650. Pada tahun 1700, kedai kopi bahkan jadi tren yang populer di London.

Kedai kopi di Inggris biasanya memasang tanda berbau Ottoman di bagian luar sebagai penanda bahwa minuman kopi tersaji di tempat itu. Warga lokal saat itu memang mengasosiasikan kopi sebagai minuman khas Kekaisaran Ottoman.

Kopi punya banyak variasi resep di negara Islam. Baca halaman selanjutnya.

Variasi resep kopi khas di negara Islam

kopi turkiKopi Turki, salah satu racikan kopi populer yang disajikan di teko cezve atau ibrik. Foto: VoltageCoffee

Dalam perkembangannya, negara-negara Islam memiliki racikan minuman kopi khas. Di Arab dan Turki, misalnya, muncul kopi hitam yang sekilas mirip. Namun bedanya kopi Turki biasanya tidak mengandung kapulaga.

Di Arab, kopi bukan sekadar minuman, melainkan simbol kemurahan hati. Kopi juga menjadi simbol persatuan yang telah membantu membentuk masyarakat.

Dahulu orang Arab menyeduh kopinya di atas perapian sederhana yang digali ke dalam tanah. Seiring waktu, ini digantikan oleh kuwar, lubang tanah liat dengan kompor yang terbuat dari kerikil dan lempengan batu.

Lalu di Mesir, kopi mulai populer akhir abad ke-17. Saat pesan kopi di sana, kamu harus mengatakan berapa banyak gula yang diinginkan karena kopi di Mesir dibuat dengan air manis.

Kamu bisa memesannya manis (arriha), manis sedang (mazboot) atau sangat manis (ziyada). Sedangkan kopi tanpa pemanis (sada) hanya diminum pada saat-saat sedih.

Sementara di Somalia, kopi khasnya bernama qahwe. Kopi diracik dengan susu, kapulaga, dan kayu manis. Qahwe sangat pas disandingkan dengan kurma manis.

Lalu masih ada kopi khas di Maroko. Namanya Nous-Nous Coffee. Seperti namanya, 'Nous Nous' yang berarti setengah-setengah, minuman ini diracik dari setengah susu-setengah kopi. Paduan setengah espresso dan setengah susu berbusa biasanya disajikan dalam gelas dan rasanya sangat enak.




(adr/odi)

Hide Ads