Mengenal Mocha, Racikan Kopi Yaman yang jadi Minuman Kaum Sufi

Ngopi Yuk!

Mengenal Mocha, Racikan Kopi Yaman yang jadi Minuman Kaum Sufi

Riska Fitria - detikFood
Sabtu, 08 Apr 2023 07:00 WIB
Mocha
Foto: iStock
Jakarta -

Mocha tak hanya sekadar perpaduan antara kopi dan cokelat. Jauh dari itu, mocha memiliki sejarah. Ditemukan di Yaman hingga populer di dunia.

Moka atau mocha merupakan racikan kopi yang banyak ditawarkan di kafe-kafe. Racikannya terbuat dari perpaduan antara espresso, cokelat dan susu. Rasanya yang unik enak diminum hangat-hangat atau dingin.

Namun, tahukah kamu bahwa mocha berasal dari Yaman, sebuah negara paling selatan di Jazirah Arab. Bagi masyarakat Yaman, minum kopi sudah menjadi bagian dari tradisi sejak abad ke-15.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, mocha menjadi minuman bagi para kaum Sufi. Sufi merupakan kaum yang membangun diri untuk menjauhi hal duniawi dan tetap berada di jalan Allah SWT.

1. Minuman Para Kaum Sufi

MochaMocha Minuman Para Kaum Sufi Foto: Reuters

Menurut World Coffee Research, bukti arkeologi pertama tentang konsumsi minuman kopi ditemukan di kota Zabid, Yaman. Selama abad ke-15. penanaman kopi dimulai di Yaman untuk memenuhi kebutuhan lokal.

ADVERTISEMENT

Kemudian di tahun 1450, Sufi Islam Yaman pertama kali mulai minum kopi agar tetap terjaga saat salat larut malam. Hal ini yang menyebabkan transformasi lereng gunung menjadi lereng bukit bertingkat.

Di sana orang-orang menemukan teknik bertani untuk menanam kopi. Dikutip dari Nescafe.com, mocha berasal dari biji kopi bernama mocha. Keunikan rasanya pun mulai diperkenalkan ke dunia.

Baca Juga: Tata Cara dan Etiket Minum Qahwa, Racikan Kopi ala Orang Arab

2. Dari Sufi hingga ke Orang Eropa

MochaPada tahun 1650, Yaman mulai mengirimkan berton-ton biji kopi steril dari pelabuhan Al Mokka di Yaman. Foto: Reuters

Pada tahun 1650, Yaman mulai mengirimkan berton-ton biji kopi steril dari pelabuhan Al Mokka di Yaman. Orang Eropa pertama yang mencicipi kopi Yaman ini adalah seorang pelaut Portugal ke Pelabuhan Mokha di pantai Laut Merah pada abad ke-16.

Saat itu, penguasa Mokha menyambut dan menyajikan mereka sebuah minuman hitam yang bisa menyegarkan tubuh dan menenangkan pikiran. Sejak saat itulah perdagangan kopi di Yaman terus berkembang.

Untuk mempertahankan harga yang saat itu cukup mahal dan menghindari penyebaran, pedagang kopi Yaman hanya menjual biji kopi yang sudah dipanggang. Lalu di 1628, Belanda mulai membeli kopi Yaman dan mendistribusikan ke negaranya.

Baca Juga: Batasi Konsumsinya! Ini 3 Jenis Makanan Terburuk untuk Sahur

3. Karakteristik

Greeney seorang peneliti kopi Yaman mengatakan bahwa kopi Yaman ditanam secara tradisional tanpa bahan kimia. Karakteristik kopinya padat dengan rasa asam yang kaya. Keunikan kopi Yaman adalah prosesnya yang kering.

Dikutip dari English Al Arabiya, ada proses yang dikenal sebagai 'The Natural Process'. Proses ini merupakan yang tertua dan dianggap sebagai metode paling sederhana dan paling organik.

Setelah biji kopi dipetik, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Pengeringan itu membuat kopinya menjadi keras saat disentuh. Kemudian akan menyusut dan menjadi coklat tua hingga hitam.

Proses pengeringan ini memberikan aroma fruity yang manis dan intens. Rasanya komplek dan dinilai berbeda dengan kopi manapun.

Baca Juga: Begini Cara Menyajikan Kopi ala Orang Arab yang Penuh Makna

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)

Hide Ads