Budaya minum kopi ternyata erat kaitannya dengan kehidupan sosial. Sejak abad ke-16, orang Mesir memanfaatkan waktu minum kopi di kafe untuk bersosialisasi.
Minum kopi tidak hanya sekadar melepas dahaga atau menambah kesegaran. Ternyata sudah sejak masa lampau minum kopi memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat.
Budaya minum kopi di kafe tidak hanya digemari beberapa waktu terakhir saja. Menurut catatan sejarah sejak awal kopi ditemukan, budaya minum kopi bersama-sama juga telah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Mesir, sejak abad ke-16 kegiatan minum kafe sudah identik dengan kegiatan sosialisasi yang dilakukan masyarakatnya. Sejak saat itu ratusan kafe langsung dibuka di ibukota Mesir.
![]() |
Sejak abad ke-16 kopi telah menjadi minuman yang populer di Mesir layaknya wine di Eropa. Menurut catatan Kawa News (27/9), sejak saat itu ratusan kedai kopi banyak bermunculan di Kairo, ibukota Mesir.
Tetapi saat itu kafe dibatasi pengunjungnya hanya boleh untuk laki-laki yang biasanya datang dari keluarga konglomerat. Kafe pada masa itu lebih umum menjadi tempat untuk membicarakan bisnis, mencari rekan bisnis, hingga mengawasi opini publik yang sedang berkembang.
Bergeser ke wilayah pedesaan, para pengrajin ternyata juga memanfaatkan kedai kopi untuk beristirahat. Pada abad 16 di Mesir, banyak pengrajin yang mencari hiburan setelah bekerja dengan mendatangi kedai kopi.
Layaknya hari ini, menyambangi kedai kopi bagi mereka seolah menjadi rutinitas yang dilakukan untuk bersantai. Lambat laun, kedai kopi dianggap memiliki makna yang sesungguhnya dari kegiatan bersosialisasi.
![]() |
Semakin hari semakin banyak orang-orang dengan berbagai latar belakang dan keperluan yang berbeda-beda datang ke kedai kopi. Misalnya untuk mengadakan pertemuan bisnis, bergabung dengan komunitas, hingga diskusi dan bertukar pikiran.
Setelah berkembang dan menjamur di Kairo, citra kafe berubah menjadi tempat untuk beramah tamah. Hampir seluruh kedai kopi menghadirkan suasana yang intim dan hangat layaknya di rumah sendiri.
Tetapi penyajian kopinya masih belum menggunakan cara modern. Kopi Mesir masih dimasak dengan wadah kecil yang dipanaskan di atas pasir seperti kopi di Turki.
Racikan kopi yang biasa dinikmati di kedai kopi di Mesir biasanya menggunakan biji kopi yang digiling halus, cengkeh, dan gula. Setelah kopi dipanaskan direbus hingga berbuih kemudian kopi akan dituangkan ke dalam cangkir dan dinikmati sambil berbincang.
(dfl/odi)