Mengelola kedai makanan selama 20 tahun lamanya, pemilik kedai ini memilih pensiun. Pelanggan setianya sedih usai kedai diumumkan akan tutup selamanya.
Kemampuan para pedagang mempertahankan rasa makanan mereka tak pernah gagal menjaga keberlangsungan kedai yang dikelola. Tak heran jika banyak kedai sederhana yang mampu bertahan mengalahkan restoran besar.
Kedai-kedai yang telah buka sejak berpuluh-puluh tahun silam ini juga mendapat kepercayaan dari pelanggannya. Tetapi tantangan terbesar dari para pemilik kedai adalah regenerasi kepemilikan untuk melanjutkan bisnis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak kedai yang berujung tutup karena pemilik utamanya tidak memiliki penerus. Para pelanggan setianya juga tak dapat menutupi kesedihan mereka saat kedai legendaris diumumkan tutup.
![]() |
Sebuah kedai di kawasan Clementi Avenue 4, Singapura populer dikenal sebagai penyaji makanan barat dengan gaya sederhana yang nikmat. Sayangnya, pemilik kedai bernama Clementi 308 ini mengumumkan penutupan kedai untuk selamanya.
Kedai yang telah buka sejak 1990an ini menyebut akan melayani para pelanggan hanya sampai tanggal 9 Juli 2023 saja. Menurut informasi pada Mothership (26/6) seorang pelanggan bernama Koh menyebut pemiliknya akan pensiun.
Walaupun tidak memberikan pernyataan resmi, tetapi Koh yang cukup dekat dengan pemilik kedai menjadi penyambung informasi yang terpercaya. Koh mengaku sempat bertemu dengan pemilik kedai yang sudah menjadi langganannya sejak masa kecil itu.
Harga makanan yang murah meriah dengan rasa yang enak menjadi alasan kedai tersebut berhasil bertahan hingga 20 tahun. Menu andalan yang disajikan di sini adalah Spring Chicken with Fries, Chicken Chop, dan Chicken Cutlet.
![]() |
Seluruh makanan bergaya barat dipatok dengan harga murah mulai dari Rp 65.000an saja. Pada ulasan Google, banyak pelanggannya yang mengaku keberatan jika kedai itu tutup.
Rasa makanan yang tak pernah berubah diakui menjadi cara terbaik para pelanggan untuk bernostalgia. Mereka yang telah menjadi pelanggan semasa sekolah mengaku sering kembali walaupun kini sudah dewasa.
"Rasa makanannya yang tak pernah berubah serasa seperti nostalgia dan aku sering kali ke sini setiap pulang sekolah. Pemilik kedainya yang ramah dan jenaka selalu membuat pelanggan senang," tulis Aaron Ong selaku salah satu pelanggan setia.
Bahkan ada pelanggan yang mengatakan datang ke kedai tersebut dapat melepaskan rasa rindu dengan mendiang ayahnya. Sebelum ayahnya wafat keluarganya seringkali makan bersama di kedai tersebut.
(dfl/odi)