Industri makanan amat luas, termasuk restoran dan supermarket yang jadi tujuan banyak orang untuk mencari makanan. Namun ada juga sisi gelap di baliknya.
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah makan. Makanan bisa dicari dengan cara membeli di restoran atau memasaknya sendiri di rumah.
Sekalipun beberapa orang menanam sendiri kebutuhan pangannya, tetapi tidak sedikit mereka yang perlu membeli bahan dari supermarket atau pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, tidak sedikit mereka yang lebih suka menghabiskan waktu dengan makan di restoran. Beberapa restoran cukup populer karena menu-menu makanannya yang enak dan harga terjangkau. Namun ada juga restoran yang populer karena pelayanan dan kenyamanannya.
Banyak sisi positif yang terlihat dari industri makanan, tapi sebenarnya, ada juga sisi gelap yang mungkin mengejutkan pelanggan.
Sisi gelap dan hal menjijikan dari industri ini pun sempat dibeberkan oleh para pegawai restoran itu sendiri, seperti yang dirangkum dari buzzfeed.com (22/06).
1. Setiap hari supermarket membuang banyak sekali makanan
Supermarket menjadi tempat ideal untuk membeli segala macam kebutuhan pokok. Ketika pergi ke supermarket, mungkin kamu menemukan berbagai pilihan makanan.
Namun tentu saja, tidak semua produk yang dijual supermarket bakal habis terjual. Oleh karena itu, supermarket seringkali membuang produk-produk yang tidak laku ini. Terlebih kepada produk makanan mentah, seperti daging, dan ikan.
Seorang pegawai supermarket besar yang bekerja di departemen daging mengungkap rasa muaknya terhadap sampah makanan. Setiap hari mereka akan membuang kantong besar berisi daging, ikan, atau unggas.
Tanggal kedaluwarsa dan kesegaran makanan membuat supermarket harus membuangnya dengan sia-sia. Menurut pegawai supermarket, mereka lebih pilih melakukan hal ini daripada mendonasikan makanan sisa itu.
Supermarket juga enggan membagikannya ke pegawai untuk dibawa pulang atau mengurangi stoknya agar tidak banyak yang terbuang.
"Alasan mereka selalu 'lebih baik kebanyakan daripada kurang', yang menurut saya itu cukup masuk akal, tetapi ketika saya membuang banyak sekali daging tenderloin dan ikan setiap malam, saya rasa itu berlebihan," kata pegawai supermarket itu.
2. Toko roti membuang makanan yang masih bagus
![]() |
Bukan bagian produk supermarket saja, melainkan toko roti di supermarket juga melakukan hal serupa.
Seorang pegawai membagikan pengalamannya selama bekerja di toko roti itu. Setiap malam, mereka perlu membuang banyak sekali makanan. Padahal, makanan itu masih dalam kondisi bagus.
"Ketika saya muda, saya pernah bekerja di bagian toko roti di dalam supermarket sangat populer. Toko roti itu berada di sebelah supermarket, dan setiap malam, kami perlu membuang banyak makanan yang masih bagus," ujarnya.
Banyak juga makanan yang dibuang bahkan sebelum kedaluwarsa. Hal ini lah yang membuat pegawai merasa sangat terluka.
"Ini sangat menyedihkan karena saya bekerja di daerah dengan sebagian masyarakat yang masih banyak tidak memiliki rumah. Makanan itu seharusnya bisa dibagikan ke mereka," lanjut pegawai ini.
Sisi gelap industri makanan bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
3. Produk makanan di supermarket sangat kotor
![]() |
Produk-produk yang dijual oleh supermarket biasanya datang dari distributor. Namun distributor itu membawa produk dalam keadaan kotor dan jarang dibersihkan dulu.
Menurut pegawai, banyak produk makanan yang dilapisi mikroplastik, kotoran tikus, bahkan kotoran burung. Oleh karena itu, sebaiknya bersihkan dulu produk-produk dalam kaleng atau botol sebelum digunakan.
"Saya pernah mengatur salah satu mesin conveyor di Amerika Serikat, dan mereka melempar produk secara cepat ke conveyor. Itu sangat umum bagi produk kaca untuk retak karena guncangan, banyak juga makanan yang jatuh," ucap pegawai tersebut.
Pegawai ini bahkan melihat banyak kelelawar, burung, dan tikus yang sebenarnya sudah lewat batas toleransi dari regulasi kesehatan.
4. Restoran farm-to-table punya tingkat kebersihan sangat buruk
![]() |
Beberapa restoran mengusung konsep farm-to-table artinya, produk yang mereka pakai datang langsung dari hasil panen pertanian setiap hari.
Meskipun begitu, tidak semua restoran menjamin kebersihannya. Seorang pegawai yang pernah bekerja di beberapa restoran seperti ini mengungkap kebenaran di baliknya.
Menurut pegawai itu, restoran-restoran dengan konsep ini sebenarnya punya regulasi kebersihan yang lebih ketat. Namun kebersihan dari bahan-bahannya sendiri sangat kurang.
"Semua tempat kerja saya punya regulas ketat daripada restoran mewah yang kecil. Semua bahannya saya lihat datang dari pertanian langsung. Mereka memang sangat fokus terhadap bahan-bahan, tetapi kebersihannya sangat menyedihkan," ucapnya.
Bahkan menurut pegawai, restoran tersebut perlu diperiksa oleh inspektur kebersihan.
5. Beberapa hidangan di restoran menggunakan frozen food
![]() |
Ketika ke restoran, pelanggan pastinya berekspektasi mendapat makanan yang berkualitas. Mulai dari rasanya hingga keamanan makanan tersebut.
Sayangnya, tidak semua menu makanan di restoran merupakan kreasi langsung dari chef mereka. Beberapa restoran juga kerap menyiapkan menu yang diambil dari frozen food.
Seorang mantan chef membagikan pengalamannya saat bekerja di restoran. Restoran tempatnya bekerja mengklaim menyajikan makanan dari pertanian langsung atau 'from farm to table'.
Salah satu menu andalan mereka adalah pie lemon. Sayangnya, pie lemon ini tidak dibuat dari bahan-bahan segar. Eks chef itu mengungkap mereka mengambil pie lemon dalam bentuk frozen dari sebuah distributor.
Kemudian akan ditambah dengan beberapa potong stroberi dan blueberry, dan ditambah whipped cream diatasnya agar lebih cantik.
"Menu taco ikan segar juga merupakan produk makanan beku yang diambil dari distributor," pungkasnya.