Kisah mengharukan seorang wanita sengaja menjalani profesi sebagai pengantar makanan. Alasannya demi mengendalikan dan mengatasi gangguan mental yang dialaminya.
Bukan hanya kesehatan secara fisik tetapi kesehatan mental setiap individu juga harus diperhatikan. Kesehatan mental memiliki peran penting layaknya kesehatan fisik yang akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Seorang wanita asal Singapura menjadi salah satu pengidap gangguan kesehatan mental yang merasakan dampak besarnya. Awalnya wanita ini tidak merasakan ada yang janggal dengan kesehatannya, tetapi hal itu berubah ketika menjalani perjalanan wisata edukasi ke Pulau Ubin, Singapura semasa berkuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikenal bernama Amy Kang, kesehatan mentalnya ini semakin parah usai anaknya lahir dan dirinya bercerai dengan suaminya. Tak pantang menyerah, begini kisah haru Amy Kang melakoni profesi pengantar makanan untuk mengatasi kesehatan mentalnya sendiri.
Baca juga: Pelit! Karyawan Ini Gembok Botol Susunya Agar Tak Diminum Rekannya
![]() |
Mengutip Must Share News (14/5) tahun 1994 menjadi momen menyedihkan bagi Amy Kang usai dirnya didiagnosa mengidap skizofrenia. Dirinya juga sempat menjalani program pengobatan intensif di Institute of Mental Health (IMH), Singapura.
Usai kondisinya lebih stabil, Amy memilih untuk menjalani hidup seperti orang lainnya. Mulai dari bekerja hingga berkeluarga dan memiliki anak saat berusia 49 tahun.
Amy memilih untuk bekerja sebagai pengantar makanan demi alasan menjaga kestabilan mental dan agar dapat dekat dengan putranya. Sejak tahun 2020 lalu, Amy telah menjalani profesi sebagai pengantar makanan dengan menggunakan sepeda motor.
Setiap hari dirinya akan menerima pesanan dari pelanggan, keluar-masuk restoran untuk mengambil pesanan makanan serta mengantarkan makanan-makanan tersebut ke rumah pelanggannya. Sebelumnya Amy mengaku pernah bekerja untuk sebuah klinik kesehatan tetapi tekanan pekerjaan yang tinggi sangat mengganggunya.
![]() |
Amy menyebutkan bahwa teman-teman pengantar makanan juga sangat membantunya. Termasuk ketika masa-masa sulit saat skizofrenia yang diidapnya kambuh saat mengantar makanan untuk pelanggan.
Ia juga mengatakan bahwa kekuatannya hingga hari ini berasal dari dukungan ibunya yang turut membantu dalam berbagai hal. Bukan hal yang mudah bagi Amy untuk dapat bangkit dari hubungan rumah tangga yang menekan untuknya bahkan ia menyebut pernah dimarahi karena memakan tiga potong ayam.
Amy Kang menjalani pekerjaan sebagai pengantar makanan tidak untuk mencari untung atau pendapatan yang besar. Ia hanya berharap waktunya akan lebih banyak bersama anaknya sehingga ia lebih bahagia dan mampu mengendalikan kesehatan mentalnya.
Proses menempuh perjalanan menuju restoran, mengambil makanan dan terus berkendara ke rumah pelanggan dirasakan oleh Amy sebagai rutinitas yang tidak menekan dna menyenangkan untuknya. Tak ada harapan lain bagi Amy selain memiliki kesehatan mental yang lebih baik ataupun menjadi inspirasi bagi penyintas skizofrenia lainnya.
(dfl/odi)