Memesan dua porsi nasi dan sayuran di sebuah restoran, wanita ini tiba-tiba ditagih Rp 265.000. Pihak restoran berkelit hanya salah hitung akibat sibuk.
Food court menjadi sebuah pilihan tempat makan saat berkunjung ke pusat perbelanjaan. Kedai yang variatif menawarkan banyak makanan untuk menyesuaikan selera lidah pengunjungnya.
Hal ini yang menjadi alasan seorang wanita dengan inisial S memilih food court untuk makan siang. Tak ada yang diinginkan selain mendapatkan makanan yang enak dengan harga yang ramah di kantong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi setelah memesan nasi dan beberapa menu sayuran, dirinya justru mengalami getok harga dari sebuah kedai makanan. Saat ditanya alasannya, pihak kedai berkelit hanya salah hitung karena suasana kedai yang tengah padat.
![]() |
Mengutip Stomp (10/5) seorang wanita mengungkapkan dirinya menjadi korban getok harga dari sebuah kedai nasi dan sayuran di Food Dynasty. Food court yang berada di Lazada One, Bras Basah Road, Singapura ini memang menjadi salah satu food court yang banyak diminati oleh masyarakat Singapura dan sekitarnya.
Wanita dengan inisial S mengaku ia memesan dua porsi nasi merah. Salah satunya disajikan dengan lauk berupa ikan goreng, tahu, daging cincang dan tumis sayuran.
Sedangkan pada piring satunya tersaji nasi merah dengan cincangan daging, setengah buah telur rebus serta tumisan sayur. Tetapi untuk kedua makanan ini ia tiba-tiba ditagih 24 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 265.000.
Padahal dalam catatan bon pembelian, seluruh makanannya berjumlah setengah dari harga yang dipatok. Berikut rincian harga makanan yang dipesan:
Seafood 4 SGD (Rp 44.000)
Tumis sayur 1 SGD (Rp 11.000)
2 Nasi merah 1,20 SGD (Rp 13.000)
2 Sayuran spesial 1,30 SGD (Rp 14.000)
Ikan 5 SGD (Rp 55.000)
![]() |
Jika menghitung melalui rincian menu makanan yang dipesan, maka total dari pembelian hanya mencapai 12,5 SGD atau setara dengan Rp 138.000 saja. Tetapi dalam catatan tagihan ada keterangan pesanan tambahan yang tidak terdeteksi seharga 2 SGD atau Rp 22.000.
Tak terima dengan tagihan yang tidak sesuai dengan perhitungan, S berusaha meminta penjelasan dari pihak kedai terutama pekerja yang mencatat pesanannya. Ia bahkan mengajak pekerja kedai untuk menghitung ulang dan melakukannya bersama-sama.
Sayangnya jawaban acuh justru didapatkan oleh S. Setelah pekerja tersebut menghadapi S yang protes, mereka berkelit dengan mengatakan kesalahan hitung tersebut terjadi karena kondisi kedai yang sedang sibuk dan padat pengunjung.
"Saat kami bertanya kepada staf, mereka tidak hanya kesulitan mencocokan pesanan kami, mereka juga enggan untuk menjelaskan kondisi yang terjadi. Padahal saat itu tidak ada satu orang pun dalam antrean di belakangku dan mereka sama sekali tidak sibuk," ungkap S.
S tidak menjelaskan lebih lanjut tindakan apa yang dilakukan baik dari pihak kedai maupun dirinya untuk meminta keadilan terhadap pesanannya. Ia hanya mengatakan kecewa dan menyebut makanan yang dipesan adalah nasi sayur termahal yang pernah dibelinya.
(dfl/odi)