Ini Alasannya Ketupat dan Opor Ayam Jadi Sajian Wajib Lebaran

30 Resep Sajian Lebaran

Ini Alasannya Ketupat dan Opor Ayam Jadi Sajian Wajib Lebaran

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 20 Apr 2023 15:00 WIB
Ini Alasannya Ketupat dan Opor Ayam Jadi Sajian Wajib Lebaran
Foto: Getty Images/iStockphoto/Kanawa_Studio
Jakarta -

Siapa yang tak sabar menyantap ketupat dan opor ayam yang gurih? Ternyata dua hidangan ikonik saat lebaran ini memiliki makna yang mendalam.

Bagi umat Muslim, Idul Fitri berarti menyambut kemenangan dan kembali ke hari yang suci. Saling memaafkan kesalahan atas perkataan dan perbuatan menjadi cara untuk membersihkan diri.

Di Indonesia, perayaan Idul Fitri juga populer disebut lebaran. Selain memaafkan dan dimaafkan ada juga tradisi menyajikan hidangan lebaran yang nikmat untuk disantap bersama keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hidangan seperti ketupat dan opor ayam menjadi sebagian yang ikonik dan tak boleh absen dari meja makan. Ternyata, ketupat dan lauk pauknya memiliki makna mendalam dari hanya sekadar sajian lebaran.

Menurut Wira Hardiansyah selaku travelling chef, ternyata ada beberapa hal penting yang mendasari penyajian ketupat, opor ayam hingga rendang saat lebaran. Lebih dari sekadar hidangan, ketupat dan lauk pauk pelengkapnya juga menjadi catatan penyebaran agama Islam melalui ajaran wali songo.

ADVERTISEMENT

Filosofi ketupat dan lebaran

Ini Alasannya Ketupat dan Opor Ayam Jadi Sajian Wajib LebaranKetupat awalnya media dakwah berupa bahasa rupa bentuk yang digunakan oleh Wali Songo. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kanawa_Studio

Wira menjelaskan bahwa ketupat menjadi salah satu media dakwah dalam bahasa rupa bentuk yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Tetapi ketupat sendiri tidak hanya diperkenalkan oleh Wali Songo melainkan sudah hadir sejak sebelum masa Hindu-Buddha di Indonesia.

"Ketupat itu 'laku papat' (yang berarti), ucapanmu, pendengaranmu, tingkah lakumu dan hatimu. Jadi empat tingkah laku pola hidup manusia," kata Wira pada detikcom (20/4).

Refleksi dari arti kata 'laku papat' ini dapat diartikan sebagai permintaan maaf yang dilakukan pada momentum lebaran. Permintaan maaf terhadap pendengaran, tingkah laku, ucapan hingga hati manusia kepada manusia lainnya.

"Jadi kita meminta maaf atas semuanya, kita melihat orang, mendengar omongan orang, kita mengucap omongan orang, pemikiran kita terhadap orang, hati kita terhadap seseorang," lanjut Wira.

Penggunaan janur pada kulit ketupat dan diisi dengan beras yang mengeluarkan aroma khas juga dikaitkan dengan dewi kemakmuran. Wira menerangkan bahwa setelah memaafkan, diharapkan akan mendapatkan berkah, kesuburan, kemakmuran dan keagungan.



Simak Video "Video: Cerita Pengunjung Rela Antre Sejam di Blok M saat Libur Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads