Kenikmatan semangkuk ramen Chashu Chuka Soba
![]() |
Usai antre 2,5 jam, akhirnya David bisa santap ramen di tempat. Begitu masuk, ia mendapati ruangan bersantapnya sangat kecil. Interiornya sedikit lebih mewah dibanding restoran ramen lain.
Hanya saja menurut David, suasananya sangat formal dan kaku. Ia tidak mendapati suara apapun selain kesibukan orang-orang menyiapkan dan menyeruput ramen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal rasa, menurut David kaldunya lebih ringan dibanding tonkotsu (kaldu tulang babi) atau miso-butter yang merupakan kaldu ramen populer di Jepang. "Rasanya yang kaya umami meledak di langit-langit mulut saya, tetapi masih terjejak lembut," kata David mendeskripsikan.
Uniknya, Matsumura tidak menggunakan tare sebagai bahan kaldu ramen buatannya. Padahal tare sejak lama disebut orang Jepang sebagai kunci kelezatan rasa ramen. Tare sendiri menggabungkan kecap asin, mirin, dan gula.
Chashu alias pork belly yang jadi topping menu Chashu Chuka Soba dinilai David sangat empuk. Penambahan merica di atas ramen juga merupakan sentuhan sempurna karena berpadu enak dengan gurih alaminya kaldu ramen.
Tak ketinggalan, David memuji kelezatan telur rebus yang jadi pelengkap ramen. Ia bilang teksturnya empuk, halus, dan kaya rasa terutama bagian kuning telurnya yang seolah menyebar ke seluruh penjuru mulut. Oh ya, ramen ini juga dilengkapi rebung (menma) dan irisan daun bawang.
(adr/odi)