Seorang pelayan mengaku jadi korban karena ada pelanggan yang tidak membayar tagihan makan. Pelayan itu diminta bayar sebagian dari total tagihan senilai Rp 8 juta.
Pengalaman buruk di restoran bukan hanya dialami oleh pelanggan saja, melainkan juga para pelayan maupun pihak restoran. Belakang ini banyak pelayan restoran mengeluh karena harus menjadi korban atas kesalahan yang dilakukan pelanggan.
Pelanggan kabur tanpa membayar tagihan makan mereka. Sayangnya, beberapa restoran menentukan jika pihak yang harus bertanggung jawab adalah pelayan yang melayani mereka. Alhasil tak sedikit pelayan yang merasa panik dan sangat dirugikan atas kejadian ini.
Salah satunya dialami pelayan restoran di Afrika yang harus membayar sebagian tagihan makan pelanggan yang kabur. Melansir thesouthafrican.com (22/03), pelayan di Restoran Habanero Menlyn, Afrika Selatan itu mengungkap jika dirinya harus menjadi korban. Diketahui pelayan bernama Olwethu itu diminta untuk membayar R3700 (Rp 3,075,940) untuk melunasi tagihan makan pelanggan dengan total R10000 (Rp 8,313,351.36).
Kejadian ini berawal dari pelanggan bernama Sekujana dan beberapa temannya yang datang ke restoran Habanero Menlyn untuk makan-makan. Ketika tagihan datang, pelanggan bernama Sekujana itu mengatakan jika dirinya ikut membayar sebagian sebesar R5000 (Rp 4,156,675.68) dari tagihan R10 122 (8,414,774.25). Teman wanitanya juga membantu membayar R1500 (Rp 1,247,002.70).
Ketika makan bersama teman-teman, seringkali rombongan menerapkan sistem 'patungan' sehingga total biaya makan mereka akan dibagi rata sesuai pesanan. Oleh karena itu Sekujana berpikir temannya yang lain akan membayar sisa tagihannya.
Rupanya tagihan makan ini tidak diselesaikan sehingga masih ada biaya yang kurang. Tidak diketahui sistem dan kronologinya, namun rombongan tersebut berhasil lolos, sampai pihak restoran menyadarinya.
Olwethu sebagai pelayan yang melayani mereka pun mencoba untuk menghubungi pelanggan tersebut selama beberapa hari. Ia bahkan meminta banyak orang untuk menyebarkan tagihan makan rombongan tersebut di media sosial. Jika dilihat dari struk, memang rombongan ini memesan banyak makanan dan minuman diantaranya sparkling water, tonic water, dan masih banyak lagi.
Setelah 9 hari, akhirnya pelanggan datang kembali untuk melunasi seluruh tagihannya. Pelanggan ini pun meminta agar unggahan foto struk nya dihapus dari media sosial. Sayangnya foto tersebut sudah menjadi viral.
Unggahan viral ini lantas mendapat reaksi beragam dari netizen. Sebagian netizen kesal dengan pelanggan dan pihak restoran, sementara sebagian lainnya merasa kasihan dengan pelayan itu.
"Jika Anda melihat struk, tagihan sudah dibayar penuh. Dibagi dengan pembayaran tunai dan kartu kredit. Anda menyebarkan ini untuk menghancurkan reputasi orang karena informasi palsu. Anda benar-benar kehilangan plot, jual saja akun ini kepada seseorang yang berakal," komentar seorang netizen.
Sementara netizen lain menganggap jika tagihan tersebut sudah lunas karena dibayar oleh pelayan restoran. Pada struk tagihan memang tertera jika bill ini sudah dibayar penuh yang dibagi dengan pembayaran tunai dan kartu kredit.
"Tidak adil bagi pelayan untuk membayar tagihan ketika seseorang melakukan kejahatan dan menipu restoran. Itu tidak etis sedikitpun," komentar netizen lain.
Ada pun netizen yang menyarankan, "Harus ada sistem di mana staff atau pemilik restoran bisa memeriksa apakah seseorang berhutang tagihan sebelum mereka pergi. Semacam tag yang mereka serahkan sebelum keluar dari restoran dan dapat memberi tahu apakah ada yang belum lunas."
Melihat kejadian yang cukup rumit itu, ada netizen yang masih bertanya-tanya jadi siapa sebenarnya yang telah melunasi tagihan tersebut. Ia berkomentar, "Kamu benar...pertanyaan di sini siapa yang bayar tagihannya?"
Cuitan itu dibalas oleh netizen lain, "Ini bukanlah pertanyaan yang tepat karena bill itu sudah jelas dibayar oleh pelayan."
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(aqr/adr)